Belajar 'Kendali Diri' Dari Pak Dokter

iman 
Lensakawo.Com - Saya teringat sebuah nasehat sederhana dari seorang dokter (senior) yang masih diperbantukan sebagai spesialis kejiwaan, usianya saat itu kira-kira 70 tahun. Mungkin karena pasien beliau sudah tidak ada (ada waktu luang) menjelang zuhur dia masuk ke dalam ruang kerja saya. Setelah basa-basi, dia bercerita tentang kesehariannya.


Beliau bercerita pengalaman hidup beliau yang sudah lama mengabdikan diri sebagai seorang dokter. Telah banyak daerah yang beliau tempati, tentu beragam pula tipe dan karakter orang yang sudah dia jumpai. Beberapa wilayah Sumatera yang sudah lama dia tinggali adalah Aceh, Palembang, Lampung, Jambi, dan sebelum beliau pindah ke Sumatera Barat, beliau bertugas di Bangka Belitung.

Karena tuntutan tugas, sebelum beliau dan keluarga pindah ke Ranah Minang, beliau sempat berdiskusi dengan semua anggota keluarga. Begini lebih kurang ciloteh beliau;



Saya ini asli orang minang, kalau nanti kita pindah ke sana, apakah kalian (keluarga) siap untuk tidak mengikuti gaya hidup orang sana?

Saya tahu persis karakter/tabiaat orang minang pada umumnya. Mereka punya gaya hidup yang 'gengsi' menjadi nomor satu. Jika kalian siap untuk tidak ikut gaya itu, maka besok pagi kita berangkat ke Sumatera Barat.


Benar, mereka sepakat untuk pindah asalkan komit untuk hidup sederhana, tidak hanyut dalam arus lingkungan yang mengutamakan gaya dan gengsi.

Tidak lama memang beliau bercerita dengan saya, tetapi pelajaran itu sampai saat ini masih melekat dalam ingatan.

Pelajaran yang dapat saya ambil dari beliau adalah:



  1. Mengukur diri adalah tindakan bijak agar tidak celaka di belakang hari

  2. Mengendalikan diri untuk tidak memperturutkan nafsu adalah hal tersulit, namun jika kita berhasil, artinya kita sukses

  3. Kesederhanaan membawa dampak pada ketenangan bathin

  4. Untuk sesuatu (materi), belilah sesuai dengan kebutuhan, bukan sesuai kemauan, artinya; ada skala prioritas di dalamnya, dan itu lebih baik.

So, terimakasih atas nasehat sederhananya Pak Dokter

Komentar