Pintar Tidak Harus Jago Matematik, Fisika atau Kimia | Anakmu Memiliki Kecerdasannya Sendiri

LensaKawo.Com - Belajar dari kasus gantung diri pelajar SMP 2 Manisrenggo  karena dimarahi ibunya selepas pengumuman hasil UN nya yang jelek... Untuk orang tua yang anak-anaknya masih sekolah dan sudah selesai UN/UAS, ini Surat seorang Kepala sekolah kepada orang tua murid/siswa.


Kepada Para Orangtua,
Ujian anak Anda telah selesai. Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya.

Tapi, mohon diingat, di tengah-tengah para pelajar yang menjalani ujian itu, ada calon seniman, yang tidak perlu mengerti Matematika.

Ada calon pengusaha, yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra.

Ada calon musisi, yang nilai Kimia-nya tak akan berarti.

Ada calon olahragawan, yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika... di sekolah.

Ada calon photografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini.

Sekiranya anak Anda lulus menjadi yang teratas, hebat! Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka.

Katakan saja: "tidak apa-apa, itu hanya sekedar ujian." Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini.

Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka, Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka.

Lakukanlah ini, dan di saat itu, lihatlah anak Anda menaklukkan dunia. Sebuah ujian atau nilai rendah tak kan mencabut impian dan bakat mereka.

Dan mohon, berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini.

Hormat Saya

Kepala Sekolah

Tulisan seperti ini pernah LK dapatkan dalam sebuah perkuliahan dulu, seorang guru besar Bimbingan dan Konseling yang mengajar waktu itu berkata bahwa ketika anak-anak bisa masuk SMP dan SMA, itu artinya mereka itu pintar, tidak mungkin mereka bisa masuk ke sekolah lanjutan jika mereka tidak pintar. Artinya, bahwa mereka punya bakat dibidangnya sendiri-sendiri. Ada yang suka olah raga, seni, eksat, sosial, teknologi, sehingga mereka akan cenderung kepada apa yang mereka gemari, maka biarkan saja, tinggal lingkungan (orang tua/guru) mengarahkan dan membimbing saja.
Semoga tidak akan ada lagi orang tua yang menganggap atau berangggapan bahwa pintar itu harus juara kelas.
Semoga berguna.

Komentar