Kebiasaan / Tradisi Unik Masyarakat Nagari Koto Rajo

Beberapa Kebiasaan & Tradisi Masyarakat yang sampai saat ini masih eksis:

No	Nama Kebiasaan Unik	Translet / Penjelasan
1	Mumbantei kebou sebelum idul fitri (dagiang Buradet)	Menyembelih kerbau jelang idul fitri; ini dilakukan sehari sebelum hari raya idul fitri setiap tahunnya
2	Mulopek sebelum idul fitri	Memasak lemang jelang idul fitri; berbarengan dengan poin no.1
3	Mulopekke padi	Memasak lemang saat padi di sawah sudah mulai terbit dan hampir merata. Beberapa batang lemang diserakkan ke tengah padi yang sedang terbit. Salah satu tradisi rasa syukur atas hasil panen.
4	Munjojakke paja	Tradisi turun tanah bagi anak balita yg keturunan raja.
5	Muayunke paja	Tradisi turun tanah bagi anak balita yg bukan keturunan raja.
6	Munjomuoi/munjomuar/munjomua	Menjemur padi saat akan melangsungkan acara pernikahan; biasanya setiap KK mengantarkan padi ke tempat acara, ini merupakan sistem kekeluargaan dan kegotongroyongan.
7	Moimbou urang	Memanggil orang. Ini merupakan tradisi menyampaikan informasi kepada setiap rumah tentang acara helat yang akan dilangsungkan.
8	Punyamen	Musim panen
9	Muantekke siriah	Mengantarkan sirih. Yaitu tradisi melamar, tukar cincing, dll.
10	Boduduak urang	Ber-iya, mencari kata sepakat tentang helat yang akan dilangsungkan. Ini dilaksanakan oleh ninik mamak dan keluarga besar yang punya hajat/acara helat.
11	Bodikiei/bodikia/bodikiar	Tradisi berdikir/berzikir dengan barsanji. Ini dilangsungkan di rumah helat pernikahan atau pemberian nama anak.
12	Moimbou malin	Memanggil malin. Tradisi do’a bersama saat masuk hari-hari tertentu, atau hajatan tertentu. Misalnya; memasuki bulan ramadhan, setelah idul fitri/idul adha, syukuran, dll.
13	Tahalil	Tahlilan. Ini dilakukan di rumah duka saat ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Dan ini berlangsung selama 3 malam berturut-turut.
14	Monigo hari	Acara do’a bersama di rumah duka pada hari ke tiga.
15	Monujuah hari	Acara do’a bersama di rumah duka pada hari ke tujuh.