LensaKawo.Com - Sebagaiman suku-suku lainnya di nusantara terutama
Suku Batak, Suku Mandailing, Suku Nias dan Suku Tionghoa, Suku Minang juga
terdiri atas banyak marga atau klan tapi menganut sistem matrilineal, yang
artinya marga tersebut diwariskan menurut ibu. Di Minangkabau marga tersebut
lazim dikenal sebagai Pada awal pembentukan budaya Minangkabau oleh Datuk
Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang, hanya ada empat suku induk
dari dua kelarasan. Suku-suku tersebut adalah[4]:
- Suku Koto
- Suku Piliang
- Suku Bodi
- Suku Caniago
Dan jika melihat dari asal kata dari nama-nama suku
induk tersebut, dapat dikatakan kata-kata tersebut berasal dari Bahasa
Sansekerta, sebagai contoh koto berasal dari kata kotto yang
berarti benteng atau kubu, piliang berasal dari dua kata pele (baca
: pili) dan hyang yang digabung berarti banyak dewa.
sedangkan bodi berasal dari kata bodhi yang berarti orang yang
terbangun atau tercerahkan, dan caniago berasal dari dua kata cha(ra)na dan
niaga yang berarti perjalanan anak dagang.
Demikian juga untuk suku-suku awal selain suku induk,
nama-nama suku tersebut tentu berasal dari bahasa sansekerta dengan pengaruh
agama Hindu dan Buddha yang berkembang disaat itu. Sedangkan perkembangan
berikutnya nama-nama suku yang ada berubah pengucapannya karena perkembangan
bahasa minang itu sendiri dan pengaruh dari agama Islam dan pendatang-pendatang
asing yang menetap di Kerajaaan Pagaruyung.
Sekarang suku-suku dalam Minangkabau berkembang terus
dan sudah mencapai ratusan suku, yang terkadang sudah sulit untuk mencari
hubungannya dengan suku induk. Di antara suku-suku tersebut adalah:
|
|
Sedangkan orang Minang di Negeri Sembilan, Malaysia,
membentuk 13 suku baru yang berbeda dengan suku asalnya di Minangkabau, yaitu:
- Suku Biduanda (Dondo)
- Suku Batu Hampar (Tompar)
- Suku Paya Kumbuh (Payo Kumboh)
- Suku Mungkal
- Suku Tiga Nenek
- Suku Seri Melenggang (Somolenggang)
- Suku Seri Lemak (Solomak)
- Suku Batu Belang
- Suku Tanah Datar
- Suku Anak Acheh
- Suku Anak Melaka
- Suku Tiga Batu
Rumah Gadang Suku
Berikut keterangan tentang suku-suku tersebut:
1. Suku Koto
Suku koto merupakan satu dari dua klan induk dalam
suku Minangkabau. Suku minangkanbau memiliki dua klan (suku dalam bahasa orang
minang) yaitu Klan/suku Koto Piliang dan Klan/suku Bodi Chaniago
Asal Usul Suku Koto
A. A. Navis dalam bukunya berjudul Alam Terkembang
Jadi Guru menyatakan bahwa nama suku Koto berasal dari kata ˜koto yang berasal
dari bahasa Sanskerta˜kotta yang artinya benteng, dimana dahulu benteng ini
terbuat dari bambu. di dalam benteng ini terdapat pula pemukiman beberapa warga
yang kemudian menjadi sebuah ˜koto yang juga berarti kota, dalam bahasa Batak
disebut ˜huta yang artinya kampung. Dahulu Suku Koto merupakan satu
kesatuan dengan Suku Piliang tapi karena perkembangan populasinya maka paduan
suku ini dimekarkan menjadi dua suku yaitu suku Koto dan suku Piliang. Suku
Koto dipimpin oleh Datuk Ketumanggungan yang memiliki aliran Aristokratis
Militeris, dimana falsafah suku Koto Piliang ini adalah Manitiak dari Ateh,
Tabasuik dari bawah, batanggo naiak bajanjang turun Datuk Ketumanggungan gadang
dek digadangan Besar karena diagungkan oleh orang banyak),sedangkan Datuk
Perpatih Nan Sebatang tagak samo tinggi, duduka samo randah Suku K
Gelar Datuk Suku Koto
Diantara gelar datuk Suku Koto adalah :
- Datuk Tumangguang, gelar ini diberikan kepada Ir. Tifatul Sembiring oleh warga suku Koto Kanagarian Guguak-Tabek Sarojo, Bukittinggi
- Datuk Bandaro Kali, gelar ini pernah akan dinobatkan kepada Mentri Pariwisata Malaysia, Dr. Yatim|Rais Yatim yang berdarah Minang tapi beliau menolaknya lantaran akan sulit baginya untuk terlibat dalam kegiatan suku Koto nagari Sipisang setelah beliau dinobatkan.
- Datuk Sangguno Dirajo
- Datuk Panji Alam Khalifatullah, gelar ini dinobatkan kepada Taufik Ismail karena beliau seorang tokoh berdarah Minangkabau suku Koto yang telah mempunyai prestasi di bidang seni dan kebudayaan.
- Datuk Patih Karsani
Pemekaran
Suku ini mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan
suku yaitu:
- Tanjung Koto
- Koto Piliang di nagari Kacang, Solok
- Koto Dalimo,
- Koto Diateh,
- Koto Kaciak,
- Koto Kaciak 4 Paruaik di Solok Selatan
- koto Tigo Ibu di Solok Selatan
- Koto Kampuang,
- Koto Kerambil,
- Koto Sipanjang
- koto sungai guruah di Nagari Pandai Sikek (Tanah Data)
- koto gantiang di Nagari Pandai Sikek (Tanah Data)
- koto tibalai di Nagari Pandai Sikek (Tanah Data)
- koto limo paruik di Nagari Pandai Sikek (Tanah Data)
- koto rumah tinggi di nagari Kamang Hilir (Agam)
- koto rumah gadang, di nagari Kamang Hilir (Agam)
- kotosariak, di nagari Kamang Hilir (Agam)
- koto kepoh, di nagari Kamang Hilir (Agam)
- koto tibarau, di nagari Kamang Hilir (Agam)
- koto tan kamang/koto nan batigo di nagari Kamang Hilir (Agam)
- Koto Tuo di Kenegerian Paranap, Inderagiri Hulu
- koto Baru di Kenegerian Paranap, Inderagiri Hulu
2. Suku Piliang
Suku Piliang adalah salah satu suku (marga) yang terdapat
dalam kelompok suku Minangkabau. Suku ini merupakan salah satu suku induk yang
berkerabat dengan suku Koto membentuk Adat Ketumanggungan yang juga terkenal
dengan Lareh Koto Piliang.
Etimologi
Menurut AA Navis, kata Piliang terbentuk dari dua kata
yaitu ˜Pele artinya ˜banyak dan ˜Hyang artinya ˜Dewa atau Tuhan.[1]
jadi Pelehyang artinya adalah banyak dewa. Ini menunjukkan bahwa di masa
lampau, suku Piliang adalah suku pemuja banyak dewa, yang barangkali mirip
dengan kepercayaan Hindu.
Pemekaran
Suku ini mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan
suku yaitu:
- Piliang Guci (Guci Piliang di nagari Koto Gadang, Agam)
- Pili di Nagari Talang, Sungai Puar (Agam)
- Koto Piliang di nagari Kacang, Solok dan Lubuk Jambi, Kuantan Mudik, Riau
- Piliang Laweh (Piliang Lowe) di ([[Kuantan Singingi))
- Piliang Sani (Piliang Soni) di Kuantan Singingi, Riau dan nagari Singkarak, Solok
- Piliang Baruah
- Piliang Bongsu,
- Piliang Cocoh,
- Piliang Dalam,
- Piliang Koto,
- Piliang Koto Kaciak,
- Piliang Patar,
- Piliang Sati
- Piliang Batu Karang di nagari Singkarak, Solok
- Piliang Guguak di nagari Singkarak, Solok
- Piliang Atas (Kuantan Singingi))
- Piliang Bawah (Kuantan Singingi))
- Piliang Godang (Piliang Besar)
- Piliang Kaciak (kecil)
Persebaran
Suku ini banyak menyebar ke berbagai wilayah
Minangkabau yaitu Tanah Datar, Agam, Lima Puluh Kota, Solok, Riau, Padang dan
beberapa daerah lainnya.
Dari beberapa sumber, diketahui tidak terdapat suku
ini di Pesisir Selatan dan Solok Selatan.
Kerabat
Di bawah payung suku Koto-Piliang, terdapat banyak
suku lain yang bernaung, diantaranya adalah :
- suku Tanjung
- suku Guci
- Suku Sikumbang
- Suku Malayu
- Suku Kampai
- Suku Panai
- Suku Bendang
Suku Piliang berdatuk kepada Datuk Ketumanggungan di
zaman Adityawarman.
3. Suku Bodi
Suku Bodi adalah salah satu suku (marga) dalam
kelompok etnis Minangkabau yang juga merupakan sekutu Suku CaniagoAdat Perpatih
atau Lareh Bodi Caniago. Kelarasan Bodi-Caniago ini didirikan oleh Datuk
Perpatih Nan Sebatang. membentuk
Etimologi
Bodi berasal dari kata Budi atau pohon Bodhi, sebuah
pohon yang sering dijadikan oleh pertapa Buddhist. Konon dulu suku ini adalah
penganut Buddhisme yang taat termasuk Datuk Perpatih Nan Sebatang sendiri. suku
ini sudah menempati wilayah Minangkabau jauh sebelumnya datangnya agama Islam.
Bahkan dapat dikatakan bahwa suku ini termasuk pendiri adat Minangkabau atau
suku nenek moyang orang Minangkabau.
Suku Bodi dan suku Caniago tidak banyak melakukan
pemekaran suku sebagaimana suku lainnya yaitu Suku Melayu, Suku Tanjung, Suku
Koto dan lainnya. Suku ini terkenal kompak, barangkali disebabkan faktor adat
Perpatih yang mereka anut.
Penghulu Adat
Diantara gelar datuk suku Bodi adalah Datuk Sinaro Nan
Bandak
Pemekaran
Suku Bodi di daerah lain ada yang disebut dengan Suku
Budi Caniago atau Suku Bodi Caniago, misalnya di Kenegerian Lubuk Jambi,
Kuantan Mudik, Riau.
Persebaran
Suku ini tidak banyak tersebar di wilayah Minangkabau
yang lain seperti halnya saudara dekatnya sendiri yaitu Suku Caniago, Suku Koto
dan Suku Piliang. Suku ini kebanyakan terdapat di Kabupaten Tanah Datar.
4. Suku Caniago
Suku Caniago adalah suku asal yang dibawa oleh Datuk Perpatih
Nan Sebatang yang merupakan salah satu induk suku di Minangkabau selain
suku Piliang. Suku Caniago memiliki falsafah hidup demokratis, yaitu dengan
menjunjung tinggi falsafah "bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek
mufakat. Nan bulek samo digolongkan, nan picak samo dilayangkan"
artinya: "Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat".
Dengan demikian pada masyarakat suku caniago semua keputusan yang akan diambil
untuk suatu kepentingan harus melalui suatu proses musyawarah untuk mufakat.
Falsafah tersebut tercermin pula pada bentuk
arsitektur rumah adat bodi Caniago yang ditandai dengan tidak terdapatnya
anjuang pada kedua sisi bangunan Rumah Gadang. Hal tersebut menandakan bahwa
tingkat kasta seseorang tidak membuat perbedaan perlakuan antara yang tinggi
dengan yang rendah. Hal yang membedakan tinggi rendahnya seseorang pada
masyarakat suku Caniago hanyalah dinilai dari besar tanggung jawab yang dipikul
oleh orang tersebut.[rujukan?]
Salah satu falsafah lain untuk mencari kata
kesepakatan dalam mengambil keputusan pada suku caniago adalah aia mambasuik
dari bumi artinya suara yang harus didengarkan adalah suara yang datang
dari bawah atau suara itu adalah suara rakyat kecil, baru kemudian dirembukkan
dalam sidang musyawarah untuk mendapatkan sebuah kata mufakat barulah pimpinan
tertinggi baik raja maupun penghulu yang menetapkan keputusan tersebut.[rujukan?]
Gelar Datuk Suku Caniago
Diantara gelar datuk suku ini adalah :
- Datuk Rajo Penghulu
- Datuak Manindiang Alam
- Datuk Bandaro Sati
- Datuk Rajo Alam
- Datuk Kayo
- Datuk Paduko Jalelo
- Datuk Rajo Perak
- Datuk Paduko Amat
- Datuk Saripado Marajo
5. Suku Tanjung
Suku Tanjung merupakan subsuku dari Suku Minangkabau yang
tergolong banyak perkembangan populasinya. Suku ini tersebar hampir di seluruh
wilayah Minangkabau dan perantauannya.
Asal-usul
Ada yang mengatakan suku ini awalnya orang-orang yang
dulunya hidup sebagai nelayan di ujung-ujung daratan yang menjorok ke laut yang
disebut tanjung. Jadi mereka ini sebenarnya orang pesisir atau orang laut,
bukan orang pedalaman. Awalnya kehidupan mereka sangat tergantung pada laut.
Persebaran suku Tanjung
Suku Tanjung banyak menyebar nagari Batipuh (Tanah
Datar), Kurai Limo Jorong (Agam), Ampek Angek (Agam), Talang Sungai Puar
(Agam), Maninjau, Singkarak (Solok), Koto Gaek dan Aie Batumbuk (Solok), Air
Bangis dan Talu (Pasaman), Pauh IX (Padang), Padang Pariaman, Bayang dan
Tarusan (Pesisir Selatan), dan beberapa nagari lain di Sumatera Barat, Riau,
Jambi, Bengkulu, dan perantauan orang Minang.
Pemekaran suku Tanjung
Suku ini mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan
suku yaitu:
- Tanjung Pisang (Tanjung Sipisang)
- Tanjung Simabua
- Tanjung Guci
- Tanjung Kaciak (Tanjung Ketek)
- Tanjung Sikumbang
- Tanjung Koto
- Tanjung Gadang
- Tanjung Payobada
- Tanjung Sumpadang (Tanjung Supadang)
- Tanjung Batingkah
- Panai Tanjung
Sekutu suku Tanjung
Suku Tanjung termasuk ke dalam Lareh Koto Piliang.
Sekutu suku Tanjung adalah:
- Suku Guci (sebagian ada yang mengatakan dekat ke Suku Melayu misalnya di Pauh, Padang)
- Suku Sikumbang
- Suku Koto
- Suku Piliang
- Suku Sipisang
Gelar datuk suku Tanjung
Gelar datuk bagi suku Tanjung :
- Datuk Tan Dilangit
- Datuk Talangik
- Datuk Rajo Intan
- Datuk Rajo Ameh
- Datuk Rajo Indo
- Datuk Gamuak
- Datuk Rajo Bandaro Basa
- Datuk Kayo
Tokoh yang berasal Suku Tanjung
- Prof. DR.Irwan Prayitno Psi, MSc, anggota DPR RI periode 2004 “ 2009 dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, bergelar Datuk Rajo Bandaro Basa. Pernah menjadi calon Gubernur Sumatera Barat, bersaing dengan Gamawan Fauzi
- Syeikh Muhammad Amrullah Tuanku Abdullah Saleh, kakek Buya Hamka
Hubungan suku Tanjung Minangkabau dengan marga Tanjung
Batak
Suku Tanjung bersama Suku Malayu dan Suku Mandailiang
mempunyai kemiripan nama dengan marga Tanjung, Etnis Melayu dan marga
Mandailing di luar Minangkabau. Apakah ketiga suku ini mempunyai kaitan sejarah
di masa lampau, ini membutuhkan penelitian lebih lanjut
Suku Guci adalah salah satu di Minangkabau yang berafiliasi
dalam Lareh Koto Piliang yaitu merapat ke suku Tanjung.
Asal usul
Besar kemungkinan nama suku ini diambilkan dari produk
warga suku ini di masa lampau yaitu produk yang terbuat dari tembikar atau
tanah liat yang disebut guci. Selain itu kemungkinan kedua adalah mereka bisa
jadi peniaga atau pemasok ragam guci dari daratan Tiongkok.
Persebaran Suku Guci
Suku Guci banyak tersebar di seluruh wilayah
Minangkabau diantaranya di nagari Batipuh (Tanah Datar), Kurai 5 Jorong, Pandai
Sikek dan Ampek Angkek (Agam), Koto Gadang dan beberapa nagari lainnya.
Sekutu suku Guci
Suku Guci di berbagai daerah bergabung dengan
suku-suku yang berbeda-beda. Di daerah Kecamatan Bayang, Pesisir Selatan, suku
Guci serumpun dengan suku Tanjung. Tapi di Pauh, Padang, suku Guci serumpun
dengan Suku Melayu. Begitu pula di kecamatan Empat Koto, Agam, suku Guci
disebut pula sebagai suku Guci Piliang, yang berarti suku ini telah merapat
pula ke Suku Piliang, di Nagari Kuraitaji Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten
Padang Pariaman & Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman, suku Guci
merupakan kelompok masyarakat yang berasal dari suku Piliang yang menetap di
Nagari Kuraitaji karena di nagari ini tidak ada suku Piliang
Gelar Datuk Suku Guci
Diantara gelar suku Guci adalah :
- Datuk Tan Dilangit
- Datuk Bandaro Gamuak
- Datuk Rajo Gandan
- Datuk Cumano
- Datuk Bandaro Panjang
- Datuk Tumbaliak
- Datuk Maharajo
- Datuk Bandaro
- Datuk Mangkhudun atau Datuk Makhudum
- Datuk Majo Nan Sati
- Datuk Subaliak Langik
- Datuk Kuniang
- Datuk Rang Kayo Nan Gadang
- Datuk Bagindo Alat Cumano
- Datuk Bandarikan
- Datuk Tanpalawan
- Datuk Bagindo Cumano
Penghulu agama Suku Guci
Penghulu agamanya bergelar Imam Marajo atau Imam
Maharajo. Sedangkan malinnya adalah Malin Marajo.
Tokoh
Tokoh yang tercatat berasal dari suku Guci adalah :
- Syeikh Burhanuddin, seorang ulama pertama yang menyebarkan agama Islam ke Sumatera Barat,murid Syekh Abdurrauf Singkel di Aceh.
7. Suku Sikumbang
Suku Sikumbang termasuk suku yang banyak berkembang diantara
suku-suku Minangkabau. Warga suku ini menyebar di berbagai wilayah Minangkabau
baik di luhak, rantau ataupun di perantauan.
Asal-usul Suku Sikumbang
Ada beberapa kata yang terkait dengan asal usul nama
suku Sikumbang yaitu kata kumbang. Kumbang bisa berarti sejenis serangga, atau
sebuah nama untuk hewan pemburu misalnya anjing. seekor anjing peburu dinamakan
kumbang biasanya kalau anjing tersebut berbulu hitam seluruh tubuhnya. Anjing
˜kumbang sangat terkenal di zaman dulu di ranah Minangkabau. Bahkan Sutan Balun
yang kemudian bergelar Datuk Perpatih Nan Sebatang diceritakan oleh Gus tf
Sakai dalam novelnya yang berjudul Tambo Sebuah Pertemuan memiliki seekor
anjing yang bernama ˜Kumbang, yang pernah menimbulkan masalah hukum di istana
Pagaruyung lantara gigitan si Kumbang terhadap seorang pengawal Istana.
Jadi besar kemungkinan dahulu suku Sikumbang adalah
orang-orang yang suka berburu dengan menggunankan anjing dan anjing mereka yang
terkenal adalah si Kumbang yang kemudian menjadi nama suku mereka.
Sekutu Suku Sikumbang
Suku Sikumbang bersekutu dengan suku-suku lain di
Minangkabau terutama Suku Tanjung, Suku Koto, Suku Piliang dan suku lainnya.
Gelar Datuk Suku Sikumbang
Diantara gelar datuk suku ini adalah :
- Datuk Bandaro
- Datuk Basa Batuah
- Datuk Rajo Api
- Datuk Mangiang
Tokoh Suku Sikumbang
Diantara tokoh yang berasal dari suku ini adalah :
- Taufik Kiemas, kelahiran Palembang dan merupakan suami Megawati Soekarno Putri, mantan Presiden Indonesia. Beliau diberi gelar oleh warga Suku Sikumbang di Istana Pagaruyung dengan gelar Datuk Basa Batuah
8. Suku Jambak
Suku Jambak adalah salah suku di Minangkabau yang bernaung di
bawah Lareh Bodi Caniago.
Persebaran
Suku ini banyak terdapat di
Pemekaran
Di nagari Malalo, Batipuh Selatan (Tanah Datar), suku
Jambak mengalami pertumbuhan populasi yang pesat yang mengakibatkan mereka
harus memekarkan diri menjadi beberapa pecahan suku yaitu:
- suku Muaro Basa
- suku nyiur
- suku makaciak
- suku pauh
- suku simawang (diambil dari nama nagari tetangga)
- suku talapuang
- suku melayu (nama ini diambilkan dari nama suku melayu yang sudah ada). Sehingga bisa disebut sebagai suku melayu jambak.
- suku jambak
- suku pisang (nama suku ini juga sudah ada di daerah lain sehingga disebut saja sebagai suku pisang jambak).
- suku sapuluh
- suku baringin.
Kerabat
Sekutu yang paling populer dari suku Jambak adalah
Suku Kutianyie. Selain itu juga berkerabat dengan Suku Bodi dan Suku Caniago
Penghulu Adat
- Datuk Nan Baruso
- Datuk Rajo Bandaro
- Datuk Rajo Basa
- Datuk Panduko
- Datuk Panduko Tuan
- Datuk Tumenggung
- Datuk Rangkayo Basa atau Datuk Rangkayo Nan Basa
- Datuk Nagari Labiah
- Datuk Pangulu Basa
- Datuk Tan Ameh
- Datuk Rajo Perak
- Datuk Rajo Mantari
- Datuk Kayo
Tokoh yang berasal dari Suku Jambak
- Is Anwar Datuk Rajo Perak, seorang pengusaha yang sukses di Jakarta, pernah menjadi anggota aktif Partai Bintang Reformasi, juga seorang anggota DPR RI Komisi X
- Prof. Deliar Nur, seorang ilmuwan yang berasal dari Desa Parak Laweh, Pakan Kamih, Tilatang Kamang-Bukittinggi.
9. Suku Kampai
Suku Kampai adalah sebuah suku yang terdapat dalam
kelompok etnis Minangkabau.
Persebaran
Suku ini banyak terdapat di Solok Selatan, Solok,
Pesisir Selatan, Kabupaten Lima Puluh Kota, Tanah Datar dan beberapa nagari
lainnya di Minangkabau baik di darek maupun rantau.
Kerabat
Suku ini berkerabat dengan Suku Panai, Suku Malayu,
Suku Mandailiang dan beberpa suku lainnya.
Penghulu Adat
- Dt. Rajo Malikan Nan Gomuak
- Dt. Marajo Cindo Nan Kuniang
10. Suku Malayu
Suku Malayu atau Suku Melayu (Minang) adalah salah satu suku
(klan) yang tergolong banyak populasinya dalam kelompok suku Minangkabau. Suku
Malayu sudah semenjak lama diakui sebagai bagian dari suku bangsa Minangkabau
itu sendiri. Mereka menganut adat Minangkabau yang matrilineal, mempunyai
pemuka-pemuka adat atau penghulu yang disebut Datuk dan hidup bersuku-suku
menurut garis ibu. Kalau mereka ditanya, mereka tentu akan menjawab bahwa
mereka adalah orang Minang atau orang Padang, bukan orang Melayu di luar Minang
seperti Melayu Riau, Melayu Jambi, Melayu Bengkulu, Melayu Palembang, Melayu
Malaysia dan Melayu-melayu lainnya. Suku Malayu umumnya menganut adat Lareh
Koto Piliang namun ada pula yang memadukan kedua sistem adat di Minangkabau
yaitu Lareh Koto Piliang dan Lareh Bodi Caniago tergantung di nagari mana
mereka tinggal.
Melayu sudah menjadi klan atau marga tersendiri di
Minangkabau mengamalkan adat matrilineal. Orang sesuku tidak boleh saling
mengawini kecuali di zaman sekarang sudah dibolehkan menikahi orang sesuku
dengan syarat berbeda datuk dan nagari atau desa.
Etimologi
Tak jarang orang Minang menuliskan suku ini dengan Suku
Melayu yang sebenarnya menimbulkan kerancuan dengan istilah Suku Melayu
yang merupakan suku di luar suku Minangkabau. Padahal harusnya ditulis Suku
Malayu mengikuti dialek Minangkabau yang tak mengenal suku kata awal
mengandung huruf e atau e pepet..
Asal-usul Suku Malayu
Besar kemungkinan Suku Malayu di Minangkabau awalnya
berasal dari Melayu luar wilayah Minangkabau yang datang ke wilayah Minangkabau
bersamaan dengan pemindahan pemerintahan Kerajaan Malayu Darmasraya ke
pedalaman Minangkabau di Pagaruyung dan menerima pengakuan sebagai orang Minang
sehingga mereka bersuku sebagaimana suku-suku di Minangkabau. Dipercaya Suku
Malayu dibawa dan didorong oleh Adityawarman untuk menyebar ke seluruh wilayah
Minangkabau bersama suku Minang lainnya.
Pendapat lain menyatakan bahwa malah sebaliknya suku
Melayu Minangkabau inilah yang merupakan nenek moyang Suku Minangkabau. Kalau
dilihat dari sejarah, Minangkabau tidak pernah disebut dalam sejarah Sumatera
kuno kecuali nama MoloyouMelayu. Dan memang wilayah adat Minangkabau terletak
berdekatan dengan wilayah pusat Kerajaan Melayu, yaitu di hulu Batang Hari,
Jambi. yang tak lain adalah
Dalam perjalanan sejarah, banyak orang Minangkabau
yang merantau ke berbagai wilayah luar Minangkabau dimana sebagian wilayah itu
adalah wilayah Melayu. Dan karena prinsip orang Minang “Dimana bumi dipijak
disana langit dijunjung, para perantau Minang ini banyak yang kemudian melebur
kedalam adat suku setempat yang ditandai dengan hilangnya perhatian mereka pada
asal usul suku (klan atau marga) mereka sewaktu di Minangkabau dan tak jarang
orang Minang menjadi Melayu.
Suku Malayu sebagai suku Raja
Di beberapa nagari di Minangkabau, suku Malayu
merupakan suku keluarga raja misalnya di Solok Selatan, Lunang dan
IndropuroPesisir Selatan), Ampek Angkek (Agam), nagari Air Bangis (Pasaman) dan
beberapa nagari lain. Di Solok Selatan, suku Malayu merupakan suku dari Yang
Dipertuan Sultan Besar Raja Disembah atau Raja Alam. (
Di kerajaan Darmasraya, diduga kuat bahwa keluarga
kerajaan juga bersuku Malayu dan tentu saja keluarga kerajaan Pagaruyung juga
bersuku yang sama yaitu Suku Malayu.
Suku Malayu sebagai Suku Asal Suku Minangkabau
Dikutip dari Buku Sejarah Kebudayaan Minangkabau bahwa
suku-suku yang ada dalam kelompok suku Minangkabau merupakan pemekaran dari
suku Malayu. Berikut uraiannya: Suku Melayu terpecah menjadi 4 kelompok dan
setiap kelompok mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan suku sebagai
berikut:
- Melayu nan IV Paruik (Kaum Kerajaan) :
- Suku Malayu
- Suku Kampai
- Suku Bendang (Suku Salayan)
- Suku Lubuk Batang
- Melayu nan V Kampung (Kaum Datuk Nan Sakelap Dunia, Lareh Nan Panjang)
- Suku Kutianyie
- Suku Pitopang
- Suku Banuhampu (Suku Bariang)
- Suku Jambak
- Suku Salo
- Melayu nan VI Ninik (Kaum Datuk Perpatih Nan Sebatang, Lareh Bodi Caniago)
- Suku Bodi
- Suku Singkuang (Suku Sumpadang)
- Suku Sungai Napa (Sinapa)
- Suku Mandailiang
- Suku Caniago
- Suku Mandaliko
- Suku Balaimansiang (Suku Mansiang)
- Suku Panyalai
- Suku Sumagek
- Suku Sipanjang (Supanjang)
- Melayu Nan IX Induak (Kaum Datuk Ketumanggungan, Lareh Koto Piliang)
- Suku Koto (Andomo Koto)
- Suku Piliang
- Suku Guci (suku Dalimo)
- Suku Payobada (suku Dalimo)
- Suku Tanjung
- Suku Simabur
- Suku Sikumbang
- Suku Sipisang (Pisang)
- Suku Pagacancang
Persebaran Suku Malayu di Minangkabau
Di beberapa daerah di Minangkabau (luhak dan rantau),
Suku Melayu disebut sebagai suku raja seperti di Air Bangis, Lunang,
Inderapura, Sungai Pagu dan Ampek Angkek (Agam).
Di beberapa daerah, Suku Melayu juga banyak terjadi
pemekaran suku menjadi beberapa pecahan misalnya Suku Melayu Gadang, Suku
Melayu Panai, Suku Melayu Ganting, Suku Melayu Durian, Suku Melayu Guci dan
seterusnya.
Suku Melayu menyebar hampir ke seluruh wilayah
Minangkabau baik luhak (darek) maupun rantau. Di Sungai Pagu (Muara Labuh,
Sangir dan sekitarnya), raja alam dipegang oleh Suku Melayu dengan gelar Yang
Dipertuan Raja Disembah. Di Lunang, penduduknya juga mayoritas bersuku Melayu
dengan banyak pecahannya. Di Tanah Datar dan Pasaman, suku Mandailiang juga
merupakan bagian dari Suku Melayu. Begitu pula di Cupak, Solok, Suku Malayu
juga dominan.
Pemekaran
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan populasi warga
suku Malayu, pemekaran suku menjadi hal yang tak dapat dihindari. Telah terjadi
pemekaran suku Malayu menjadi beberapa pecahan suku di berbagai nagari di
Minangkabau, antara lain:
- Malayu Panai
- Malayu Gadang
- Malayu Gadang Ranatu Kataka (Lunang)
- Malayu Gadang Kumbuang (Lunang)
- Malayu Gantiang
- Malayu Ampek Niniak (Empat Nenek) (Solok Selatan}
- Malayu Ampek Paruik (Empat Perut) (Solok Selatan)
- Malayu Bariang Ampek Paruik (Solok Selatan)
- Malayu Koto Kaciak Ampek Paruik (Solok Selatan)
- Malayu Durian (Malayu Rajo)
- Malayu Kecik (Kecil) (Lunang)
- Malayu Durian Limo Ruang (Solok Selatan)
- Malayu Badarah Putiah,
- Malayu Baduak,
- Malayu Balai,
- Malayu Baruah,
- Malayu Bendang,
- Malayu Bongsu,
- Malayu Bosa,
- Malayu Bungo,
- Malayu Cikarau,
- Malayu Gandang Perak,
- Malayu Kumbuak Candi,
- Malayu Kumbuak Harum,
- Malayu Lampai,
- Malayu Lua,
- Malayu Panjang,
- Malayu Patar,
- Malayu Siat,
- Malayu Talang,
- Malayu Tobo,
- Malayu Tongah (Tangah)
Kerabat
Di antara suku-suku yang termasuk rumpun suku Melayu
di Minangkabau adalah :
- Suku Panai
- Suku Bendang
- Suku Kampai
- Suku Mandailiang
Gelar Datuk Suku Malayu
- Datuk Kayo
- Datuk Kulilingi
- Datuk Maruhun Tinggi
- Datuk Bagindo Basa
- Datuk Basa
- Datuk Basa Batuah
- Datuk Rajo Mole
- Datuk Sari Mole
- Datuk Bandaro Hitam
- Datuk Rajo Dilie
- Datuk Topo
- Datuk Tuo
- Datuk Bagindo
- Datuk Rajo Nan Godang
11. Suku Bendang
Suku Bendang adalah salah satu suku (marga) yang
termasuk kedalam kelompok suku Minangkabau
Etimologi
Secara etimologi kata ˜bendang berasal dari
kata˜benderang yang artinya terang misalnya terdapat pada idiom suluh bendang
(pelita terang).
Persebaran
Suku Bendang banyak terdapat di nagari Gantung Ciri,
Sibarambang, dan Lolo (Solok) dan Sungai Tarab (Tanah Datar). Selain itu suku
Malayu Bendang banyak terdapat di Bayang, Pesisir Selatan.
Pemekaran Suku
Suku Bendang mengalami pemekaran menjadi beberapa suku
yaitu:
- suku Bendang Ateh Bukik
- suku Bendang Rumah Baru,
- suku Bendang Salek
- suku Kampai Bendang (di Solok Selatan)
- suku Malayu Bendang (di Bayang)
Kerabat
Kerabat paling dekat dengan suku Bendang adalah suku
Malayu, suku Panai, suku Kampai dan beberapa suku lainnya.
12. Suku Panai
Suku Panai termasuk ke dalam subetnis suku Malayu, yang
merupakan sebagian dari suku bangsa Minangkabau. Suku ini juga berkerabat
dengan Suku Kampai dan Suku Bendang, yang semuanya menganut adat Koto Piliang
dan sebagian juga menganut campuran kedua adat Koto Piliang dan Bodi Caniago.
Suku ini banyak terdapat di daerah Kabupaten Solok
Selatan. Suku ini juga banyak melakukan pemekaran suku.
Asal Usul nama Panai
Nama Panai sendiri banyak terdapat di berbagai wilayah
di Sumatera. Misalnya di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera UtaraKerajaan Pannai.
Apakah ada hubungan antara nama suku Panai dengan semua hal itu masih perlu
penelitian lebih lanjut. terdapat tiga kecamatan menggunakan nama Panai yaitu
Kecamatan Panai Tengah, Hulu dan Hilir.Panai juga merupakan nama sebuah
kerajaan di Sumatera Utara yaitu
Gelar Penghulu Adat Suku Panai
- Pokiah Bagindo
- Malin Sutan
13. Suku Pitopang
Suku Pitopang adalah salah satu suku yang banyak
terdapat di Luhak Limo Puluh Koto dan Riau (wilayah Kuantan, Kampar dan Rokan).
Etimologi
Kadang-kadang suku ini disebut Patapang, Petopang,
Pitapang dan Patopang. Mungkin asal katanya adalah Topang
yang berarti Sangga atau Dukung (Penopang/Penumpu).
Persebaran
Suku ini banyak menyebar di Kabupaten dan kota Lima
Puluh Kota dan Riau.
Penghulu Adat
Diantara penghulu adatnya adalah:
- Dt. Sinaro Batuah
- Dt.Paduko Sedio
- Dt.Penghulu Mudo
- Dt. Mangkuto Simarajo
14. Suku Pitopang
Suku Pitopang adalah salah satu suku yang banyak
terdapat di Luhak Limo Puluh Koto dan Riau (wilayah Kuantan, Kampar dan Rokan).
Etimologi
Kadang-kadang suku ini disebut Patapang, Petopang,
Pitapang dan Patopang. Mungkin asal katanya adalah Topang
yang berarti Sangga atau Dukung (Penopang/Penumpu).
Persebaran
Suku ini banyak menyebar di Kabupaten dan kota Lima
Puluh Kota dan Riau.
Penghulu Adat
Diantara penghulu adatnya adalah:
- Dt. Sinaro Batuah
- Dt.Paduko Sedio
- Dt.Penghulu Mudo
- Dt. Mangkuto Simarajo
15. Suku Payobada
Suku Piboda atau Payobada adalah salah satu
suku (marga) dalam kelompok etnis Minangkabau, yang penyebarannya tersebar
merata di tiga Luhak yang tersebut dalam tambo, yaitu Luhak Tak nan Data
atau Tanah Datar (sekarang), Luhak Agam, dan Luhak Limo Puluah
Etimologi
Piboda jika merujuk pada Bahasa Sansekerta secara
etimologis, nama suku ini terdiri dari dua kata yaitu phi dan boddha.
Persebaran
Warga suku ini banyak terdapat di Kabupaten Lima Puluh
Kota, Silungkang Sawahlunto, Riau dan beberapa nagari lainnya.
Pemekaran
Suku juga mengalami pemekaran spt halnya suku Minang
yang lain, diantaranya adalah adanya suku Tanjung Payobada di nagari Koto
Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Agam.
16. Suku Panyalai
Suku Panyalai merupakan salah satu suku yang bertempat tinggal di
Nagari Kuraitaji (sekarang terletak dalam 2 daerah otonom yaitu Kabupaten
Padang Pariaman dan Kota Pariaman).
Suku Panyalai ini mempunyai 4 paruik yaitu[1]:
- Jingkaro Penghulu : Datu Basa
- Subarang Ilia Penghulu : Datuk Penghulu Basa Pauh Penghulu
- Pauh penghulu : Datuk Majo Basa
- Subarang ulu Penghulu : Datuk Saripado Gadang/Ketek
Masih banyak suku-suku lain di Minang yang belum
memiliki keterangan yang memadai. Diantaranya:
- Suku Kutianyie
- Suku Mandailiang
- Suku Sipisang
- Suku Mandaliko
- Suku Sumagek
- Suku Dalimo
- Suku Simabua
- Suku Salo
- Suku Singkuang
- Suku Rajo Dani
Sumber: Elmirizal Chanan. www.pandaisikek.net
SECARA UMUM SUKU GUCI= SUKU MELAYU
BalasHapusSECARA TINJAUAN TURUNAN SUKU= SUKU BERSAL DARI SUKU DALIMO
SECARA KELARASAN SUKU = SUKU PILIANG
SECARA TEMPAT TUMBUH PERTAMA DIBATIPUAH=SUKU TANJUANG