Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Anak. Tampilkan semua postingan

Selamat Hari Pendidikan Nasional

LensaKawo.Com - Setiap 2 Mei bangsa ini selalu memperingatinya sebagai Hari Pendidikan Nasional. Harapan kita tentunya mutu pendidikan yang diterima oleh anak bangsa bisa semakin baik dari tahun ke tahun, bukan sebaliknya. Sebab, cerdas otak (itelijensi) saja tidak cukup, jika tidak cerdas mental dan sprirtual. Kita memang butuh anak-anak bangsa yang pintar, tetapi tidak kalah penting bahwa kita butuh anak-anak negeri yang berakhlak mulia. 

Remaja dan Pemuda Koto Rajo Ingin Buat Rumah Baca, Cerdaskan Anak Nagari - Menunggu Uluran Tangan Donatur

LensaKawo.Com - Koto Rajo - Rao Utara. Minat baca (buku) dan belajar anak2 semakin menurun seiring dengan berkembangnya teknologi. Anak2 usia sekolah bisa menghabiskan waktu berjam-jam bermain gadged sehingga melupakan waktu belajarnya. Maka dari itu, Pemuda dan Remaja Nagari Koto Rajo bermaksud membuat rumah belajar, namun masih terkendala dengan donatur buku2nya. Baik buku pokok atau buku bacaan penunjang. Butuh uluran tangan dari para donatur.

Pesankan Yang Baik2

lensa1LensaKawo.Com. Anakmu Bukan Milikmu. Awalnya saya hanya tau dengan teori ini yang saya dapat dari beberapa buku psikologi yang saya baca, diantaranya psikologi komunikasi, psikologi anak dan remaja, psikologi Islam, dll. Namun profesi (sebagai Konselor di rumah sakit) mengharuskan saya mempraktekkan teori2 yang selama ini saya pelajari. Banyak dari klien saya mengeluhkan tentang anaknya; mereka mencap anaknya pemalas, susah diatur, suka telat bagun, tidak mau makan, tidak suka belajar, melawan ke orang tua, dll.


Awalnya saya masih ragu untuk berbagi ilmu dengan mereka, namun tetap saya beranikan diri dengan mengawali dengan menyampaikan kalimat sederhana; ‘mohon maaf bapak/ibu, secara teori saya tau sedikit ilmunya, namun secara praktek belum (karena saat itu posisi saya masih belum berkeluarga, usia 25 – 30 tahun)’. Tapi karena mereka yakin, meneruskan ceritanya.


Tidak saya urai lagi satu persatu masalah yang mereka alami, namun bisa dirangkum ke dalam beberapa daftar masalah (yang masih saya ingat);




  1. Orang tua (klien saya) kesal dengan anak karena anak malas melakukan banyak hal (malas; belajar, shalat, makan, bangun pagi, buat PR, dll)

  2. Orang tua (klien saya) kesal dengan anak karena anak suka membantah orang tua (tepatnya kritis menjawab orang tua)

  3. Orang tua (klien saya) ingin anak-anaknya mendengarkan semua perkataan orang tua, dan tidak boleh dibantah

  4. Orang tua (klien saya) ingin anak-anaknya unggul dari teman-teman seusianya


Sebenarnya poin di atas belum semua, mungkin masih banyak hal-hal lain yang lebih dari itu.


Di dalam dunia konseling, ada poin yang namanya 3M (mendengar, Memahami dan Merespon) terhadap cerita klien, ada pertanyaan terbuka, dorongan minimal, refleksi isi dan perasaan, konfrontasi serta teknik2 lain dalam ilmu konseling. Saya berusaha semaksimal mungkin menerapkan teknik2 yang saya dapatkan selama kuliah di bangku pendidikan S1. Dan S2 dulu.


Dan pada umumnya, klien saya tanya ulang untuk mendapatkan informasi detil tentang diri klien dan anaknya di rumah;




  1. Anak yang di cap malas; berapa kali intensitas bapak/ibu dalam satu hari mengatakan bahwa anak anda malas; malas makan, malas belajar, malas bangun malas sekolah, malas bikin PR, dsb ? Jika ini yang selalu anda sampaikan kepada anak (minimal 3x dalam sehari), maka hasilnya adalah anak anda menjadi pribadi yang mencap dirinya sendiri PEMALAS. Kok bisa?

  2. Dalam kajian psikologi, segala sesuatu yang diulang2 akan tersimpan lama di dalam memori manusia (anak).

  3. Otak manusia terdiri dari otak sada dan bawah sadar; perbandingan kapasitasnya adalah; otak sadar hanya 12 % saja, sedangkan otak bawah sadar 88 %. So, pesan yang anda sampaikan secar berulang2 tadi akan tersimpan di otak bawah sadar anak, lama kelamaan bisa menjadi sifat, sikap, tabiat, dan permanen.

  4. Ketika lingkungan di sekeliling anak semua memberikan label ‘malas’ kepada anak, maka secara agama-pun itu merupakan sebuah do’a untuk mereka agar menjadi malas.

  5. Anak suka membantah; Ingat, dalam satu tindakan (kegiatan), bepara kali pesan yang anda sampaikan kepada anak? 5 kali, 10 kali atau lebih? Dan pernahkah anak anda mengatakan bahwa ibunya ‘nyinyir’?


Masih dalam kajian psikologi, bahwa di sana dikatakan anda mesti memasuki dunia mereka, ada tiga pendekatan (ego) yang bisa dilakukan;




  1. Ego state parent (orang tua), di sini anda memposisikan diri sebagai orang tua (lihat situasi dan kondisi)

  2. Ego state adult (orang dewasa), di sini anda memposisikan diri sebagai orang yang lebih dewasa, misalnya dalam mengajak membuat sebuah keputusan pada anak (lihat situasi dan kondisi)

  3. Ego state child (anak-anak), di sini anda memposisikan diri sebagai anak yang seuisia dengan mereka, anda menjadi teman dan sahabat bagi anak2.


So, semuanya adalah situasional, jangan paksakan maunya anda.