Video Masjid Al-Ikhwan Koto Rajo | Salah Satu Masjid Megah di Kab. Pasaman
Pembangunan Jalan Rao Utara Sudah Mulai Dikerjakan
Pasaman: Mapat Tunggul Selatan, Kecamatan Pinggir Yang Terpinggirkan
Koto Rajo Yang Diimpikan, Rao Utara Yang Didambakan, Pasaman Yang Dibanggakan; Bisakah?
Remaja dan Pemuda Koto Rajo Ingin Buat Rumah Baca, Cerdaskan Anak Nagari - Menunggu Uluran Tangan Donatur
Warga Rao Utara Pasang Plang "Hati-Hati, Awas Lobang Bro", | LensaKawo.Com
Menikmati Jernihnya Batang Asik Muaro Mungkaih Koto Rajo - Pasaman [Video] | LensaKawo.Com
Butuh Perbaikan Segera, Warga Setempat Menyebutnya "Pendakian Muaro Sitobu" | LensaKawo.Com
Alhamdulillah, Cuaca Sudah Mulai Bersahabat Kembali | LensaKawo.Com
Potret Pengendara Motor di Kab. Pasaman
Sowan Ke Saudara Bikers di Madina - Sumut
Jurusan BKI Fakultas Dakwah IAIN "IB" Padang Melebarkan Sayap Untuk PLBK
Lensakawo.Com. Mahasiswa yang terampil adalah mahasiswa yang mampu mengembangkan diri dengan latihan secara kutinyu, mengasah kreatifitas, sehingga ketika menamatkan bangku kuliah, lahirlah sarjana-sarjana yang benar2 siap akan tantangan kapan dan dimana saja mereka berada. Akan lebih bagus lagi mereka siap menciptakan lapangan kerja sendiri, bukan hanya siap 'pengepit' ijazah kesana kemari.
Begitulah halnya dengan jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) yang dulu bernama BPM (Bimbingan Penyuluhan Masyaarakat) dan BPI (Bimbingan Penyuluhan Islam) yang berada di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Imam Bonjol Padang. Untuk tahun ini (2016) ada sebanyak 100 orang lebih mahasiswa BKI diterjunkan untuk melaksanakan Praktek Lapangan BK diberbagai lokasi dihampir seluruh Sumatera Barat demi mengasah keterampilan profesionalisme mereka. Diantara lokasi praktek itu adalah; RSUD Kota Padang Panjang, RSUD Pariaman, RSUD M.Zein Painan, RSUD Hanafiah Batusangkar, RSI Yarsi Padang, RSI Yarsi Padang Panjang, RS Siti Rahmah Padang, RSI Yarsi Simpang Empat Pasbar, Lembaga Permasyakatan Padang, KUA se-Kota Padang, Pengadilan Agama, Panti Asuhan dan Berepa lembaga dan Instansi lainnya.
Berikut beberapa jepretan momen penandatangan MoU dari Jurusan BKI FDIK IAIN dengan Pihak Instansi/Lembaga Lokasi PLBK;
[caption id="attachment_1405" align="aligncenter" width="736"] di RSUD KOTA PADANG PANJANG[/caption]
[caption id="attachment_1404" align="aligncenter" width="736"] DI RSUD PARIAMAN[/caption]
[caption id="attachment_1403" align="aligncenter" width="736"] DI RSI YARSI PASAMAN BARAT[/caption]
[caption id="attachment_1402" align="aligncenter" width="736"] DI RSI YARSI PADANG PANJANG[/caption]
[caption id="attachment_1401" align="aligncenter" width="736"] DI RSUD M. ZEIN PAINAN[/caption]
[caption id="attachment_1400" align="aligncenter" width="736"] DI KUA AGAM[/caption]
[caption id="attachment_1399" align="aligncenter" width="736"] DI RSUD M. ZEIN PAINAN[/caption]
[caption id="attachment_1398" align="aligncenter" width="736"] DI RSI YARSI PASAMAN BARAT[/caption]
[caption id="attachment_1397" align="aligncenter" width="528"] DI KUA AGAM[/caption]
Belajar Keseimbangan Dari Guru Ngaji
LensaKawo.Com. Salah satu kebiasaan yang saya lakukan setiap pulang kampung setelah magrib adalah berkungjung ke rumah Pak Haji Arman, tempat saya belajar nagji dulu. Hal semacam ini sudah saya jalani sejak mulai meninggalkan kampung halaman untuk menuntut ilmu di negeri orang. Tepatnya lagi di usia Madrasah Aliyah. Pulang hanya sekali dalam 2 atau 3 bulan saja.
Jika ditilik tahunnya mulai dari 2001 (kira2 usia saya waktu itu 16 tahun). Hingga saat ini diusia saya yang sudah 32 tahun.
Saya masih sangat ingat pesan dari pak Haji ketika sebelum berangkat sekolah keluar, dia menyuruh saya untuk membaca alqur'an dari berbagai arah; pertama alqur'an dibaca dari arah normal, setelah beberapa ayat, alqur'annya di geser 90 derajat, samping kiri dan samping kanan, lalu dari arah terbalik. Alhamdulillah saya bisa dengan lancar membacanya, walau masih rada pelan, kata guru agar dibiasakan saja. Ternyata tujuan beliau tidak lain adalah, nanti kalau saya di rantau orang bisa mengajarkan hal yang sama kepada generasi muda Islam.
Dan itu benar, selama saya sekolah 3 tahun di Madrasah Aliyah, selama itu pula saya mengajarkan kepada adik2 tempat saya tinggal, dan saya tidak canggung. Bukti terimakasih dari mereka yang saya ajarkan, saya dapat tambahan penghasilan. Walau tidak banyak, tapi tetap saya syukuri. Bahkan hingga menyelesaikan studi S1 saya di Padang, selama itu pula saya mengajrkan kepada anak2 untuk membaca al-qur'an.
Hingga pada suatu waktu, saat saya pulang kampung, saya tetap datang ke rumah beliau, sembari menunggu dan membimbing adik2 yang masih mengaji dengan pak Haji, selepas itu kami bercerita tentang banyak hal. Mulai dari kabar saya, sampi isu2 keagamaan yang timbul di masyarakat. Ada pituah (nasehat) yang disampaikan kepada saya;
Kalau ingin sukses di rantau orang, maka milikilah hal ini;
- Pandai mengaji (baca qur'an)
- Pandai Shalat (jadi imam)
- Pandaji Azan
- Pandai Khutbah/ceramah (walau sedikit),
Tujuannya adalah jika suatu saat salah satu dari yang 4 berhalangan, maka gantikan mereka. Jika sudah biasa, kamu juga akan berada di posisi yang sama. Ini bukan sebatas teori tetap untuk diamalkan. Dan benar, semua itu sudah saya buktikan sendiri.
Pada kesempatan lain, beliau memberi nasehat kepada saya, bahwa hidup ini harus seimbang. Pak haji menggeser lampu minyak yang berada diantara kami; lalu dia berkata;
Ketahuilah, hidup ini butuh KESEIMBANGAN, lihatlah bayang-bayang dari lampu ini. Ini adalah perumpamaan dari kehidupan dunia, bisa kamu jangkau tapi tidak bisa kamu miliki.
lalu beliau melanjutkan wejangannya, sampil memegan badan lampu;
Dan ketahuilah bahwa badan lampu yang saya pegang ini adalah perumpamaan akhirat. Jika kami mengambillnya, bayang2nya akan ikut, dunia akan ikut serta denganmu.
Apakah akhirat itu hanya Shalat? tidak..!!! Semua yang kita lakukan ini adalah ladang amal buat akhirat, asal dilandaskan KARENA ALLAH SWT. Insya Allah bernilai IBADAH.
Jadi, walau demikian, carilah keseimbangan itu.
#KawoKamil Murid Ngajinya Pak Haji Arman
Memaknai Adat "Barzanji & Dikir" Untuk Anak
LensaKawo.Com. Tak lekang dimakan zaman. Tradisi 'barsanji dan dikir' sudah ada sejak lama, mungkin sudah ratusan tahun, namun hingga saat ini masih tetap eksis. Tepatnya di Nagari Koto Rajo Kec. Rao Utara Kab. Pasaman, tradisi ini masih dipegang kuat oleh masyarakat. Apa sebenarnya makna dari barsanji dan dikir itu sendiri?
Setelah LK cari tau makna dari kedua kata Barzanji dan Dikir di dapat arti sebaagai berikut;
Berzanji atau Barzanji ialah suatu doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad SAW yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan, pernikahan dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Muhammad, yang disebutkan berturut-turut yaitu silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Di dalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. (sumber:wikipedia)
Pembacaan Berzanji pada umumnya dilakukan di berbagai kesempatan, sebagai sebuah pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik. Misalnya pada saat kelahiran bayi, mencukur rambut bayi (akikah), acara khitanan, pernikahan, dan upacara lainnya. Di masjid-masjid perkampungan, biasanya orang-orang duduk bersimpuh melingkar. Lalu seseorang membacakan Berzanji, yang pada bagian tertentu disahuti oleh jemaah lainnya secara bersamaan. Di tengah lingkaran terdapat nasi tumpeng dan makanan kecil lainnya yang dibuat warga setempat secara gotong-royong. Terdapat adat sebagian masyarakat, dimana pembacaan Berzanji juga dilakukan bersamaan dengan dipindah-pindahkannya bayi yang baru dicukur selama satu putaran dalam lingkaran. Sementara baju atau kain orang-orang yang sudah memegang bayi tersebut, kemudian diberi semprotan atau tetesan minyak wangi atau olesan bedak. (sumber:wikipedia)
Sedangkan Dikir adalah kata lain dari zikir menurut masyarakat setempat. Yaitu lantunan kalimat2 zikir kepada Allah SWT dengan pujian dan pengharapan kebaikan pada semua terutama anak yang akan dihelatkan.
Nah, di Koto Rajo sendiri, untuk anak yang baru lahir hingga usia 1 atau 2 tahun (dilakukan sekali saja) dikategorikan kepada dua;
Pertama, tradisi turun tanah untuk anak yang punya silsilah keturunan 'raja' (minangkabau). Pada helat ini, anak di "tatah" kan, yaitu anak dipegang (bimbing) oleh seorang datuk, lalu ditatah memijak tanah yang sudah ditabur di atas hamparan kain kuning dengan disertai aneka bunga pada tanah tersebut. Laalu dibacakan doa pada anak.
Kedua, tradisi 'Maayunan Anak', yaitu diberlakukan bagi anak yang bukan dari keturunan raja (minangkabau), mereka hanya diayun pada buaian yang sudah dihiaas terlebih dahulu agar anak merasa betah duduk/berbaring di dalamnya. Sambil di dendangkan Barzanji dan Dikir (zikir)
Semoga saja anak2 yang lantunkan do'a dari 'barzanji dan dikir' bisa menjadi anak2 yang shaleh tentunya. Amin..
Asal Usul Orang Rao (Dalam Beberapa Versi)
Menurut Amir.B dalam tulisannya “Minang Kabau Manusia dan Kebudayaan” diceritakan dua orng yang berasal dari Balai Janggo Pagaruyung bernama Tum Barido dan Tum Kayo mencari tanah garapan di utara pagaruyung, setelah didapatkan di daerah Pasaman mereka membagi dua daerah ini,