Belajar 'Kendali Diri' Dari Pak Dokter
Rasa Syukurlah Yang Mencukupkan
Pituah Hari Ini: Move On - lah
LensaKawo.Com. Setiap orang pasti punya masa lalunya sendiri-sendiri. Suka maupun duka, susah ataupun senang. Namun itulah masa lalu. Bagi sebagian orang tetap saja dia dikungkung oleh masa kemarennya, sehingga mereka seakan larut dan susah bangkit, bahkan mereka mengatakan saya tidak bisa. Atau mungkin ketika diberi masukan, mereka berkata; coba saja kamu diposisi saya. So, kapan move on?
Bismillah, pada tulisan kali ini saya mencoba berbagi, mana tau bisa diambil manfaat sebagai acuan untuk kembali bangkit dan menatap hari esok jauh lebih penting dari hari kemarin.
Pembaca yang budiman, ketahuilah bahwa tidak ada satupun orang di dunia ini yang tidak ada masalah, semua punya problemnya sendiri-sendiri. Besar atau kecil, sepele atau rumit. Dan itu tergantung bagaimana mereka menyikapi hal tersebut.
Sebelumnya yuk kita kenali sahabat termasuk tipe pribadi seperti apa?
- Ada orang yang larut dalam masalah
- Ada yang mencoba lari dari masalah
- Ada yang bisa menyikapi masalah
Jika sahabat adalah yang pertama, bisa dipastikan anda adalah pribadi yang susah untuk move on. Masa lalu selalu menyertai langkah anda yang menyebabkan anda merasa berat untuk bangkit dan ujung-ujungnya anda selalu menyesali diri, meratapi nasib dan membiarkan diri stagnan di tempat.
Lalu bagaimana jika anda orang yang kedua? Lari dari masalah.
(to be continue >>> )
Hidup Tanpa Riba Itu Keren...!!! Ini Tips-nya
LensaKawo.Com. Semoga Allah senantiasa memberkahi setiap yang kita lakukan, serta setiap yang kita hasilkan. Keterpaksaan kadang membuat kita mengambil jalan pintas untuk menyelesaikannya, terutama kondisi ekonomi. LK sendiri merasakan itu. Harapan kita tentunya akan lebih labik hiduo tanpa dibebani oleh riba dan hutang. Mari belajar bersama untuk mengatasinya, moga2 kita bisa move on dari itu semua.
Tulisan ini LK peroleh dari laman fb salah seorang teman (Saptuari Sugiharto) yang mencoba berbagi tips agar hidup lebih lapang tanpa riba dan hutang. Yuk kita simak saja. Berikut isi postingan tersebut;
Ada 3 cara dalam rangka melunasi utang, saya jelaskan satu-satu dibawah ya..
Ingat KUNCI UTAMANYA adalah: MENUTUP SEMUA PINTU UTANG! (Di dalamnya ada RIBA) Berjanji sungguh-sungguh tidak akan membuka akad riba lagi, dan menyelesaikan dengan terhormat pintu utang dan riba yang sudah terlanjur terjadi.
Ada 3 pilihan cara:
- AMPUTASI
adalah proses melunasi utang potong langsung dari sumber sakitnya, dengan menjual semua aset yang masih ada sangkutan utang. Gak ngitung untung rugi, pokoknya pengen segera hijrah hidup tanpa utang, dan hidup dalam keberkahan.
Contoh kasus:
- Punya rumah KPR belum lunas, ya rumahnya dijual saja. Beres segera! Ngontrak dulu gakpapa, sambil nabung besok beli cash!
- Punya mobil pinjeman dari leasing, ya udah mobil dijual, uangnya buat melunasi sisa cicilan. Sabar lagi, besok beli cash walaupun bekas..
- Punya aset yang mau dilelang, ya sudah ikhlaskan hati lepaskan tanpa beban. Toh harta lelangan itu gak dibawa mati.. - RAWAT INAP
Adalah proses menyelesaikan utang dengan perhatian khusus dan sungguh-sungguh diselesaikan walau tanpa menjual aset. Visi hidup bebas dari utang ditancepin di rumah, menunda semua kesenangan, naikkan pendapatan, dan fokus melunasi utang.
Contoh kasus:
- Punya rumah yang sudah cocok dengan lingkungannya, tapi masih KPR 10 tahun lagi. Kemampuan bayar masih ada, yang dilakukan tidak menjual rumah itu, tapi bersungguh-sungguh berjuang lunas lebih cepat. Tiap dapat uang langsung buat bayar pokok utang, akhirnya dalam 3 tahun utangnya lunas.
- Punya mobil yang sehari-hari untuk angkut-angkut dagangan di usahanya, masih 2 tahun cicilan. Berjuang keras akhirnya utangnya selesai dalam 6 bulan, dan mobil masih bisa dipakai. - RAWAT JALAN
Adalah merawat utang dengan penuh kasih sayang, hehe.. menjual aset sayang, tapi dari segi kemampuan penghasilan utangnya akan lunas dalam itungan sesuai jadwal cicilan.
Contoh kasus:
- Punya motor yang sangat membantu pekerjaannya, cicilan masih 1,5 tahun. Mau dijual sayang, kemampuan bayar masih ada, naah dari itung-itungan penghasilan dari gaji, maka akan lunas tepat waktu.
- Punya utang mesin produksi, kalau dijual maka job harian bakal berantakan, maka mesin tidak dijual, pemasukan terus ditingkatkan dari mesin itu agar bisa bayar cicilan tiap bulan sampai lunas nantinya.
Apa pilihanmu? Apapun itu hanya sobat yang bisa memutuskan..
Tapi ingatlah sebuah pelajaran, ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa sallam selalu berdoa ini tiap hari:
ALLAHUMA INNI AUDZUBIKA MINAL MA'TSAM WAL MAGHROM
(Ya Allah aku berlindung dari dosa dan jeratan utang)
Sampai para sahabat bertanya kenapa Nabi sering berdoa minta berlindung dari utang?
Jawab Nabi:
"Sebab orang yang berutang, kalau bicara dia akan berbohong, kalau berjanji dia akan ingkar.."
Selamat memilih! Semoga jadi panduan untuk menentukan langkahmu berikutnya..
Menggunakan Fasilitas Negara Untuk Kepentingan Pribadi
LensaKawo.Com. Suatu malam, datang seorang penduduk ke rumah Gubernur Mesir, Amru bin Ash. Dengan mengucap salam, dia dipersilahkan masuk oleh sang Gubernur. Saat itu Amru bin Ash tengah menulis sesuatu, mungkin surat untuk Umar bi Khattab di Madinah. Singkat cerita, lentera (lampu) penerang dimatikan oleh Gubernur. Sang tamu pun heran, kenapa harus bicara di kegelapan.?
Ternyata, usut punya usut, beginilah kisah singkat yang diriwayatkan dalah tarihk tersebut.
Si penduduk datang hanya ingin menemui sang gubernur sebagai bukti kedekatan antara rakyat dan pemimpinnya. Begini kira2 dialog antara keduanya;
Amru bin Ash: Silahkan duduk...
Penduduk : Terimakasih tuan...
Amru bin Ash: Apa kira2 yang bisa saya bantu..
Penduduk : Tidak tuan, saya hanyaa ingin bercerita saja dengan tuan..
Amru bin Ash: Urusan negara atau masalah pribadi
Penduduk : Masalah pribadi tuan...
Lalu Amru bin ash meniup lampu minyak yang terletak di antara mereka berdua sehingga suasana menjadi gelap gulita. si Penduduk keheranan, dan bertanya;
Penduduk : Tuan, kenapa lampunya dimatikan...?
Amru bin Ash : Karena anda datang untuk bercerita malah pribadi, bukan masalah negara..
Penduduk : Terus.. apa hubungannya tuan?
Amru bin Ash : Lentera yang menyala ini dihidupkan dengan minyak (bahan bakar) dari uang rakyat, jadi saya tidak ingin urusan pribadi dibebankan kepada rakyat.
Penduduk : ..........
Merekanpun tetap berbincang2 soal yang pribadi penduduk yang datang ke rumah sang Gubernur.
Subhanallah....
Begitu hati2nya seorang pemimpin yang tidak ingin menggunakan fasilitas negara yang diambilkan dari uang rakyat (mungkin sejenis pajak, dll) demi kepentingan pribadi/keluarga/golongan.
Sebuah pembelajaran yang sangat luar biasa dari seorang khalifah sekaligus sahabat dan peminpin berhati mulia, TAKUT kepada Allah, dan SAYANG kepada Rakyatnya.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1437 H
LensaKawo.Com. Selamat hari raya idul adha 1437 H, semoga kaum muslim yang berqurban dengan ikhlas karena Allah SWT diterima amalan qurbannya, semoga kaum muslimin yang tengah menunaikan ibaddh haji, menjadi haji yang mabrur/ah serta kembali ke tanah air dalam keadaan sehat wal-afiat. Dan bagi kaum muslimin yang belum qurban dan haji, semoga Allah menyampaikan niatnya. Amin...
Ternyata Obat (Medis) Hanya Membantu Kesembuhan 20% Saja. Selebihnya..???
LensaKawo.Com. Semangat pagi sahabat LK, kali ini kita ngomongin soal sehat. Saya teringat pesan dari dr. Mawardi (Wakil Walikota Padang Panjang), waktu itu beliau memberikan arahan pada apel pagi. Poin yang sangat saya ingat dari yang beliau sampaikan adalah bahwa ternyata obat2an secara medis hanya membantu kesembuhan 20% saja. Waw. Lalu selebihnya apa dong?
Saya percaya kepada beliau dengan ilmu medis (kedokteran) yang dia miliki dari profesinya sebagai seorang dokter. Dalam ceramah singkat yang beliau sampaikan, saya kutip berikut ini;
Kesembuhan itu dibantu oleh 3 faktor;
- Obat2an (pil-kah namanya, syrup, infus, suntik, dll) persentasenya ternyata hanya 20% saja.
- Hebatnya lagi 30% adalah dari orang2 disekitar (keluarga, tetangga, teman, dll) yang memberikan semangat positif, do'a yang baik, serta motivasi untuk sembuh. serta...
- Persentase paling besar adalah dari diri sendiri; yaitu 50%. Yang di dalamnya ada semangat, kesabaran dalam menghadapi penyakit, lalu keikhlasan dalam menerima penyakit (tidak menyalahkan ini dan itu/ gara2 sianu, dll), dan yang tak kalah penting adalah keyakinan untuk sembuh; bahwa sesungguhnya dokter, perawa, tim medis itu hanyalah perantara, dan yang menyehatkan adalah Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa). Kitalah yang berusaha untuk memperoleh kesembuhan.
Setiap kali kita menganggap diri kita sakit, lalu pesan itu terulang beberapa kali, maka tentu sakitlah yang akan kita dapatkan, sebab pada prinsipnya pesan itu adalah do'a, ketika kita berdoa untuk kebaikan, cepat atau lambat kebaikan pulalah yang akan kita tuai, begitu sebaliknya.
Ada yang bilang; Sehat itu MAHAL, saya berani bilang SAKIT lebih MAHAL; karena banyak biaya yang harus dikeluarkan.
So, tetap jaga kesehatan. Karena ketika sehatlah setiap rangkaian kegiatan yang kita lakukan bisa bernilai ibadah (niatkan jaadi ibadah), besar/kecil kebaikan yang kita lakukan, niatkan hanya semata2 ikhlas mengharap ridho dari Allah SWT.
terimakasih Pak dr. Mawardi atas ilmunya, semoga jadi amal jariyah. Amin...
Link Artikel dari blog ini bisa sahabat bagikan kepada yang lain jika dirasa bermanfaat.
Untuk saran, masukan, kritikan, tambahan bisa disikan langsung pada kolom komentar. Atau via email; kawokamil@yahoo.com
Semoga bermanfaat
Agar Hidup Lapang, Berbagilah...!!!
LensaKawo.Com. Setiap individu punya masalahnya sendiri-sendiri, dan itu dengan kadar yang juga tidak sama. Ada yang sanggup menghadapi dan menjalani, namun tidak sedikit yang merasa bahwa beban yang mereka rasakan adalah yang terberat. Bahkan ada yang mengambil jalan pintas sebagai solusi (bunuh diri) padahal itu tidaklah jalan penyelesaian, malah menambah masalah baru.
Di dalam kajian psikologi, masalah yang dialami orang seseorang bisa diibaratkan seperti gunung es. Yang muncul (tampak) hanyalah permukaan (sedikit/kecil) saja, namun di dasarnya mungkin di luar dugaan kita. Contoh sederhana; ketika kita bertanya kepada teman; ''apa yang kamu pikirkan (masalah)", dan kebanyakan dari mereka menjawab; "Tidak ada".
Artinya, apa yang dipikirkan (masalah) tentulah lebih banyak kita yang punya 'diri' yang lebih mengetahui.
So, menumpuk masalah ibarat meniup balon, setiap ada masalah, kita tiup sekali, dst, sehingga lama kelamaan akan menjadi besar. Akibatnya, bisa2 balon akan pecah. Apakah kita siap mengalami hal serupa?
Maka dari itu, bukan hanya THR yang harus dibagi, tetapi 'masalah' pun perlu dibagi (curhatlah), dengan catatan:
- Berbagilah dengan orang yang kamu percayai (misalnya; ibu, ayah, kakak, adik, sahabat, suami, istri, dll), agar hal-hal yang bersifat rahasia tidak menjadi aib (diketahui) bagi orang lain.
- Berbagilah yang pantas dibagi, artinya ada batasan2 tertentu yang harus diceritakan kepada orang lain. Hal2 yang menyangkut sangat privasi tentulah menjadi rahasia sendiri.
- Pilihlah waktu dan kondisi yang tepat untuk berbagi cerita yang membebani pikiran.
Ibaratnya, kita berisaha membocorkan lahar panas sedikit demi sedikit agar tidak terjadi ledakan yang berakibat fatal pada diri sendiri. Seumpama melepas angin balon sedikit demi sedikit hingga dibatas wajar sebesar apa ukuran balon yang kita inginkan.
Semoga bermanfaat.
Insya Allah artikel selanjutnya LK akan mengulas sedikit tentang kriteria kesiapan seseorang dalam menghadapi masalah.
Jika tulisan ini dirasa bermanfaat, silahkan share kepada teman2 yang lain. Semoga menjadi amal baik bagi kita. amin...
4 Keuntungan Bagi Perokok Berat
(pict. kompas.com) |
Kenali Tipe Keluargamu (Part.4)
LensaKawo.Com. Dari keempat tipe keluarga sebelumnya, bagaimana kira2 menurut sobat pembaca? pernah mengalami hal serupa? atau mungkin ada teman, sahabat, tetangga sendiri yang sedang dirundung masalah tersebut? Berikut LK sajikan tipe keluarga terakhir, tentunya yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Kelima, Tipe Keluarga Masjid. Apa yang terlintas pada pikiran pembaca jika dikatakan kalimat “shalat berjamaah di Masjid”. Yap, ada imam dan ada makmum. Lalu bagaimana? Dan apa yang terjadi di Masjid/Mushalla? Cobalah perhatikan, mulai dari individu itu sendiri berangkat dari rumah, sudah dalam keadaan bersih dan niat yang tulus untuk melaksanakan ibadah kepada Sang Khalik. Saat akan masuk ke dalam masjid, kaki kananlah yang didahulukan karena melambangkan sebuah kebaikan dengan yang kanan. Sebelum duduk, disunnahkan pula oeh agama untuk shalat sunat tahiyyatul masjid dua rakaat sebagai sebuah penghormatan terhadap rumah ibadah. Dilanjutkan lagi dengan mendengarkan suara azan dan menjawabnya dengan lembut. Yang ini melambangkan, saat seseorang sedang berbicara, memanggil, atau yang lain, maka dengar dan sahutilah seruan itu. Begitu halnya saat suami berbicara, maka sang istri berkewajiban mendengarkan dan menyahuti, atau sebaliknya. Atau salah satu dari anggota keluarga yang perlu didengarkan pembicaraannya, sekalipun itu adalah sang anak yang mungkin ada sesuatu hal yang akan dia sampaikan kepada anggota keluarga yang lain.
Alangkah indahnya shalat berjamaah, semua jamaah mesti ikut perbuatan imam, saat imam ruku’ dan sujud, maka jamaah juga ikut ruku’ dan sujud. Ketika imam khilaf / salah dalam shalatnya, maka makmum mempunyai kewajiban untuk menegur dan membetulkan kesalahan imam. Makna yang terkandung di sini adalah sebuah kepemimpinan, baik di keluarga, masyarakat, lebih-lebih kepemimpinan bangsa dan negara. Di dalamnya ada keharmonisan, seiring dan seirama, searah dan setujuan. Artinya lagi, jika seorang pemimpin keluarga berjalan pada jalur dan kaidah yang benar, maka anggota keluarga yang lain berkewajiban untuk mengikutinya. Namun, jika sudah tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya, maka anggota keluarga yang lain mestilah mengingatkan, dengan catatan harus memakai cara yang terbaik.
Lanjut, saat shalat telah selesai dilaksanakan. Hubungan silaturrahim akan semakin intens saat seluruh jamaah saling berjabatan tangan untuk saling bersalaman dan bermaaf-maafan. Masya Allah, luar biasa makna psikologis dari kehidupan yang ada di masjid, terutama saat pelaksanaan shalat berjamaah. Selain itu, di masjid juga terjadi proses pembelajaran, diskusi dan musyawarah, serta kegiatan-kegiatan lain.
Ini artinya, bahwa di dalam keluarga yang termasuk kepada tipe masjid, melambangkan adanya sebuah kehangatan, keharmonisan, demokratis, adanya proses pendidikan dan musyawarah, barangkali inilah keluarga bahagia yang banyak diimpikan oleh setiap individu. Penulis yakin bahwa masih banyak makna yang sangat luar biasa hebatnya mengenai hikmah shalat berjamaah ini dan fungsi masjid.
Lalu, pembaca????? Semua terpulang kepada individu dan keluarga masing-masing.