Temu Ramah Alumni BPM/BPI/BKI FDKI IAIN IB Padang, Meriah..!!!

dsc_0059LensaKawo.Com. Syukur alhamdulillah, acara sehari yang dimotori oleh kawan2 mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi berjalan lancar. Dalam acara yang sederhana namun meriah ini dibukan dengan penampilan sanggar seni mahasiswa FDIK yang luar biasa. Acara ini


dijadwalkan hanya beberapa berselang beberapa hari saja. Support langsung dari jurusan sekaligus sebagai fasilitator memepertemukan para alumni dengan tema "Syukuran Wisuda dan Temu Ramah Alumi Bimbingan dan Konseling Islam"


Kegiatan ini dihelat setelah sabtu (24/9/16) diwisudanya para sarjana2 baru yang siap menghadapi dunia kerja. Dalam acara ini dilangsungkan pula Pengukuhan Kepengurusan Alumni BKI/BPM/BPI, serta dibentuknya sebuah organisasi Ikatan Konselor Rohani Islam se-Sumatera Barat.


Berikut beberapa hasil jepretan kegiatan tersebut:




[caption id="attachment_1386" align="aligncenter" width="736"]dsc_0147 foto bersama mahasiswa dan panitia pelaksana[/caption]

[caption id="attachment_1385" align="aligncenter" width="736"]dsc_0133 mencoba menyumbangkan suara serak dalam sebuah alunan lagu[/caption]

[caption id="attachment_1384" align="aligncenter" width="736"]dsc_0128 makan lesehan pun jadi... yang penting heppi...[/caption]

[caption id="attachment_1383" align="aligncenter" width="736"]dsc_0118 senyum sumringah dari ibu2 dosen tercinta[/caption]

[caption id="attachment_1382" align="aligncenter" width="736"]dsc_0116 makan bersama (baju putih berdasi) dekan FDIK Bpk. Dr. Bukhari, M.Ag. yang gokil abisss...[/caption]

[caption id="attachment_1377" align="aligncenter" width="736"]dsc_0058 foto bersama pimpinan dan dosen FDIK[/caption]

[caption id="attachment_1378" align="aligncenter" width="736"]dsc_0059 jempol semua pertanda usai pemilu... jossss oke banget[/caption]

[caption id="attachment_1373" align="aligncenter" width="736"]dsc_0003 Pelanntikan Kepengurusan Ikatan Konseris Se-Sumbar[/caption]

[caption id="attachment_1374" align="aligncenter" width="736"]dsc_0018 Ucapan selamat dari Bpk.Dekan FDIK setelah pelantikan[/caption]

[caption id="attachment_1379" align="aligncenter" width="736"]dsc_0089 serius tapi santai... walau cuaca rada panas...[/caption]

[caption id="attachment_1380" align="aligncenter" width="736"]dsc_0094 personil sanggar senih FDIK yang barusan tampil memukau pemirsa[/caption]

[caption id="attachment_1381" align="aligncenter" width="736"]dsc_0114 yuk kita makan.....[/caption]

[caption id="attachment_1376" align="aligncenter" width="736"]dsc_0051 Serah terima secara simbolis wisudawan kepada ketua Alumni BKI FDIK[/caption]

[caption id="attachment_1375" align="aligncenter" width="736"]dsc_0045 Sambutan dari Ketua Iluni Bpk. Riswandi, S.Ag. (sekarang menjabat sebagai Anggota DPRD di Kepri)[/caption]

Mantap.. semoga memberi arti untuk semua, kapan dan dimana saja kita berada...

(Photografer: Mahasiswa BKI FDIK)

Belajar Keseimbangan Dari Guru Ngaji

ngajiLensaKawo.Com. Salah satu kebiasaan yang saya lakukan setiap pulang kampung setelah magrib adalah berkungjung ke rumah Pak Haji Arman, tempat saya belajar nagji dulu. Hal semacam ini sudah saya jalani sejak mulai meninggalkan kampung halaman untuk menuntut ilmu di negeri orang. Tepatnya lagi di usia Madrasah Aliyah. Pulang hanya sekali dalam 2 atau 3 bulan saja.


Jika ditilik tahunnya mulai dari 2001 (kira2 usia saya waktu itu 16 tahun). Hingga saat ini diusia saya yang sudah 32 tahun.


Saya masih sangat ingat pesan dari pak Haji ketika sebelum berangkat sekolah keluar, dia menyuruh saya untuk membaca alqur'an dari berbagai arah; pertama alqur'an dibaca dari arah normal, setelah beberapa ayat, alqur'annya di geser 90 derajat, samping kiri dan samping kanan, lalu dari arah terbalik. Alhamdulillah saya bisa dengan lancar membacanya, walau masih rada pelan, kata guru agar dibiasakan saja. Ternyata tujuan beliau tidak lain adalah, nanti kalau saya di rantau orang bisa mengajarkan hal yang sama kepada generasi muda Islam.


Dan itu benar, selama saya sekolah 3 tahun di Madrasah Aliyah, selama itu pula saya mengajarkan kepada adik2 tempat saya tinggal, dan saya tidak canggung. Bukti terimakasih dari mereka yang saya ajarkan, saya dapat tambahan penghasilan. Walau tidak banyak, tapi tetap saya syukuri. Bahkan hingga menyelesaikan studi S1 saya di Padang, selama itu pula saya mengajrkan kepada anak2 untuk membaca al-qur'an.


Hingga pada suatu waktu, saat saya pulang kampung, saya tetap datang ke rumah beliau, sembari menunggu dan membimbing adik2 yang masih mengaji dengan pak Haji, selepas itu kami bercerita tentang banyak hal. Mulai dari kabar saya, sampi isu2 keagamaan yang timbul di masyarakat. Ada pituah (nasehat) yang disampaikan kepada saya;


Kalau ingin sukses di rantau orang, maka milikilah hal ini;

  1. Pandai mengaji (baca qur'an)

  2. Pandai Shalat (jadi imam)

  3. Pandaji Azan

  4. Pandai Khutbah/ceramah (walau sedikit),


Tujuannya adalah jika suatu saat salah satu dari yang 4 berhalangan, maka gantikan mereka. Jika sudah biasa, kamu juga akan berada di posisi yang sama. Ini bukan sebatas teori tetap untuk diamalkan. Dan benar, semua itu sudah saya buktikan sendiri.


Pada kesempatan lain, beliau memberi nasehat kepada saya, bahwa hidup ini harus seimbang. Pak haji menggeser lampu minyak yang berada diantara kami; lalu dia berkata;


pelita




Ketahuilah, hidup ini butuh KESEIMBANGAN, lihatlah bayang-bayang dari lampu ini. Ini adalah perumpamaan dari kehidupan dunia, bisa kamu jangkau tapi tidak bisa kamu miliki.



lalu beliau melanjutkan wejangannya, sampil memegan badan lampu;




Dan ketahuilah bahwa badan lampu yang saya pegang ini adalah perumpamaan akhirat. Jika kami mengambillnya, bayang2nya akan ikut, dunia akan ikut serta denganmu.



Apakah akhirat itu hanya Shalat? tidak..!!! Semua yang kita lakukan ini adalah ladang amal buat akhirat, asal dilandaskan KARENA ALLAH SWT. Insya Allah bernilai IBADAH.


Jadi, walau demikian, carilah keseimbangan itu.


#KawoKamil Murid Ngajinya Pak Haji Arman

Tidak Masuk Di Akal, Tapi Masuk Di Hati

akalhatiLensaKawo.Com. Tuhan menciptakan manusia lebih sempurna dibanding makhluk yang lain, baik dari sisi fisik maupun dari segi potensi yang dimiliki. Misal sederhana saja bahasa, kita ambil satu contoh hewan berupa ayam; bahasa ayam sama saja, dimana dan darimanapun dia berasal, bahasanya sama saja, kan tidak ada ayam mengembek? (lucu jadinya). Begitu juga dengan makhluk lain yang sejenis baik yang beraki dua, kaki empat, maupun yang tidak berkaki.


Beda halnya dengan manusia, jangankan antar benua atau negara, antar kampung saja bahasanya tbanyak yang tidak sama. Orang Batak punya bahasanya sendiri, orang Minang juga, orang Jawa hingga orang Papua. Akan tetapi bukan itu yang saya maksud dalam tulisan ini, melainkan bahwa manusia itu diberikan dua potensi oleh Tuhan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, yaitu akal pikiran dan hati.


Banyak hal yang tidak sejalan dari kedua potensi tersebut; ada yang masuk di akal, namun tidak diterima oleh hati. Atau sebaliknya; diterima oleh hati tetapi tidak tercerna oleh akal. Gimana kira-kira menurut sobat? Bingung..??


Yuk kita lihat satu persatu secara sederhana;


Bagi saya sih simpel saja, bahwa ada hal-hal yang memang ditakdirkan untuk dipikirkan dan itu bisa dipikirkan, maka itulah makanan akal. Namun banyak pula hal-hal yang tidak bisa dipikirkan karena tidak terjangkau oleh akal, maka itulah dia makanan hati. Selesai perkara.


Makanan akal yang saya maksud disini adalah berupa ilmu pengetahuan, sedangkan makanan hati adalah berupa keyakinan, keimanan, atau aqidah.


Ilmu manusia sifatnya terbatas, walaupun ada penelitian ilmiah yang menyebutkan bahwa otak manusia baru difungsikan kurang dari 20 % saja. Jika manusia hanya mengandalkan tok pada pikiran saja, inilah mereka yang mendewakan ilmu pengetahuan, ujung-ujungnya mereka menjadi penganut paham atheis, menuhankan pikiran. Mereka beranggapan bahwa segala sesuatu yang tidak masuk akal, berarti tidak ada (alias) omong kosong belaka. Artinya lagi, hati tidak mereka fungsikan. Semua dihitung berdasarkan rasionalitas belaka.


Dalam istilah agama, ada aliran yang disebut jabariyah, yaitu nasib seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri dan tidak ada campur tangan Tuhan.


Ngomong-ngomong soal ilmu pengetahuan, di dalam sebuah ayat dalam al-qur’an dikatakan;


(..Wama utitum minal’ilmi illa qolila)....dan tidaklah Kami beri kamu ilmu melainkan sedikit”


Perumpamaan sederhana mengenai ilmu yang dimiliki oleh manusia;


Anggap saja sobat tengah berdiri di tepi pantai pada malam hari dengan membawa satu buah senter (batre), diisi 2 buah batre baru, lalu mengarahkan cahaya senter tersebut ke tengah laut. Kira-kira seberapa jauh jarak cahaya yang dihasilkan dari senter itu? Mungkinkah 1 kilometer? 2 kilometer? Atau mencapai 5 atau 10 kilometer? Anggaplah segitu.


Nah, maka itulah misal ilmu yang dimiliki oleh manusia. Apakah sobat yakin bahwa manusia sudah sampai ke planet yang bernama bulan? Apakah benar jumlah planet di luar angkasa itu sebanyak 5 atau 7 ?


Lalu ada banyak hal-hal irrasional yang memang bukan makanan dari akal. Perasaan jatuh cinta itu tidak bisa dicerna akal, begitu juga cemburu. Soal pokok yang jadi masalah super besar yang sering jaadi perdebatan adalah konsep Tuhan.


Ada yang berusaha merasionalkan wujud Tuhan dengaan berbagai bentuk, ada yang mentafsirkan Tuhan itu punya tahta kerajaan, ada yang menyerupakan dengan sosok manusia, hewan, dll. Ini ternyata hanyalah permainan akal-akalan sekelompok orang yang punya kepentingan tertentu saja.


Banyak hal-hal yang tidak kasat mata, tetapi dia ril adanya.


Segelas air putih yang sobat tambahkan satu sendok gula pasir, lalu perlahan diaduk sehingga wujud gula tak lagi terlihat. Kemudia sobat suguhkan kepada orang lain, namun sebelumnya sobat bertanya kepada orang itu; apakah di dalam segelas air itu ada gula?, bisa diprediksi jawan yang akan muncul dari teman anda itu;




  • Tidak, karena saya tidak melihatnya, dan ini hanya air putih biasa

  • Bisa jadi ada, namun saya coba cicipi terlebih dahulu

  • Iya, kalau rasanya manis berarti ada gulanya, jika hambar tentu tak ada gula di dalamnya.


Yap, benar sekali sob, rasa manis pada segelas air tadi bisa dirasakan, namun tidak bisa dilihat. Artinya tolak ukur melihat ada atau tidaknya sesuatu itu tidak tergantung pada MATA saja, tetapi ada indra lain yang bisa merasakan.


Contoh lain, anda tengah sakit gigi, lalu saya katakan anda berbohong. Lalu anda marah pada saya karena tidak meyakini bahwa anda benar atau tidak sakit gigi. Saya katakan lagi; kok saya tidak (merasakan/melihat) sakit yang anda alami? Saya tidak melihatnya.


Artinya lagi; sakit gigi yang sobat alami bisa anda rasakan, dan saya tidak ikut merasakan. Dia ada tetapi tidak terlihat. Paling dengan indikasi anda menempelkan koyo pada pipi anda.


So, sebenarnya itulah secuil kecil perumpamaan bahwa yang abstrak itu ada, bahasa agamanya ‘ghaib’, tidak terlihat oleh mata tetapi mereka ada di sekitar kita.


Sekali lagi, jatuh cinta itu tidak masuk di akal tetapi masuk di hati. Bahagia itu tidak tercerna akal tetapi dirasakan oleh hati.


Sobat tau dong; kalau pakaian yang kita paakai ini asalnya dari kain – kain kan dari benang – benang dari kapas – kapas itu tumbuhan yang tumbuh di tanah – tanah ini dari mana ? asal kapas taadi dari mana ? dan seterusnya. Maka muara dari semua itu adalah dari Tuhan yang Maha Menciptakan. Jika sobat tetap memikirkan ‘Zat’ Tuhan, maka bersiap-siaplah untuk ‘ngomong dan nyengir’ sendiri. Karena itu bukan makanan akal, tetapi HATI.


Next time, saya akan coba mengulas; Hati itu yang mana sih?

SD Kami Tak Terjamah Perpustakaan

belajar-di-atas-punggung-kerbauLensaKawo.Com. Sudah 32 tahun umur saya, tapi minat baca (buku) saya masih dibawah standar. Walau saat lulus kuliah S-1 IPK saya 3,81 dan dinobatkan sebagai lulusan terbaik dari fakultas dengan prediket cum laude. Namun, saya belum sepenuhnya puas. Saya hanya belajar dari pengalaman hidup, minat membaca saya sangat kurang, walau setiap bulan ada 2 atau 3 buku yang saya beli, tapi sepertinya hanya menjadi koleksi pribadi. Saya pikir2, semua itu adalah hasil dari masa lalu. Masa2 saya masih di bangku SD dulu.


Saya tidak menyalahkan masa lalu, karena akan pecuma dan tidak merubah keadaan. Akan tetapi itulah yang saya sesalkan.


Selama 6 tahun saya belajar di bangku Sekolah Dasar (SD), terhitung sejak 1991 hingga 1996 tak sekalipun kami (bersama teman2 seangkatan) diperkenalkan dengan buku2 bacaan, dan tak kenal juga wujud dari sebuah perpustakaan. Sehingga saya hanya memadakan yang ada saja, belajar dengan setengah pensil yang penghapusnya dari karet pengikat terlilit dibagian atas, serta buku tulis isi 18 lembar bergambar tari piring dan rumah adat minangkabau. Itu saja.


Hasilnya, tak banyak yang bisa saya dapat, bahkan Monas adalah singkatan dari.... (saja) saya tidak bisa menjawab. Bukan karena bodoh, tetapi karena bahan bacaan yang akan diulang2 tidak saya miliki.


Ada rasa pesimis, sedih, karena ternyata sekolah punya (lho) buku2 bacaan, namun posisinya di ruang majelis guru, jadi siapa yang bapak dan 'mak nya jadi guru, dialah yang boleh bawa dan baca buku2 itu. Ujung2nya, sang juaraa kelas adalah mereka2 yang anak dari guru itu (maaf untuk kawan2 yang anak guru). Dan itulah yang saya alami. Saya paling banter dapat rangking 5 atau 6 saja. tak pernah jadi juara kelas. Karena masih ada sistem 'anak guru'.


Rasa ingin tahu saya dan teman2 sangat tinggi, tapi hanya alam yang mengajarkan kami banyak ilmu pengetahuan. Ada sungai yang setia menanti kami setiap hari sehabis pulang sekolah. Ada lapangan berlumpur di pinggir kali yang siap tempur untuk kami berlibur setiap akhir pekan. Ada hutan belantara yang menyapa kami untuk disenandungkan suara burung2 yang kami coba tangkap setiap minggunya. Ada golok dan pisau yang kami kepal untuk meracik mobil2an dan senapan buat melatih keihaian setiap diri.


Rasa senang itu datang kalau ada pengumumuan dari kantor sekolah yang mengatakan; 'guru rapat, kami boleh pulang..'''... Horeeee......


============
Ini cerita masa laluku bersama kawan2 seperjuangan (waktu SD);


Ucok (Muhammad Rozi, Muhammad Ilmin, Muhammad Zadri), Toguah, Iyal (alm), Jupan, Anjas, Budi, Sitas, Peri, Izul, Iwan, Ilih (smoro, srabak, golundi), upiak, Ipit, Lini, Neli, ..... maaf utk nama yang belum tersebutkan. Moga sehat2 dan Sukses2...


=============
Sekolah kami : SD N 02 Koto Rajo (Kini SD N 01 Koto Rajo)


Guru2 kami: Pak Nurlan, Pak Yahya, Pak Syahril, Buk Upiak, Buk Sidah, Buk Zubaidah, Buk Iyan

Menggunakan Fasilitas Negara Untuk Kepentingan Pribadi

pelitaLensaKawo.Com. Suatu malam, datang seorang penduduk ke rumah Gubernur Mesir, Amru bin Ash. Dengan mengucap salam, dia dipersilahkan masuk oleh sang Gubernur. Saat itu Amru bin Ash tengah menulis sesuatu, mungkin surat untuk Umar bi Khattab di Madinah. Singkat cerita, lentera (lampu) penerang dimatikan oleh Gubernur. Sang tamu pun heran, kenapa harus bicara di kegelapan.?


Ternyata, usut punya usut, beginilah kisah singkat yang diriwayatkan dalah tarihk tersebut.


Si penduduk datang hanya ingin menemui sang gubernur sebagai bukti kedekatan antara rakyat dan pemimpinnya. Begini kira2 dialog antara keduanya;


Amru bin Ash: Silahkan duduk...


Penduduk : Terimakasih tuan...


Amru bin Ash: Apa kira2 yang bisa saya bantu..


Penduduk : Tidak tuan, saya hanyaa ingin bercerita saja dengan tuan..


Amru bin Ash: Urusan negara atau masalah pribadi


Penduduk : Masalah pribadi tuan...


Lalu Amru bin ash meniup lampu minyak yang terletak di antara mereka berdua sehingga suasana menjadi gelap gulita. si Penduduk keheranan, dan bertanya;


Penduduk : Tuan, kenapa lampunya dimatikan...?


Amru bin Ash : Karena anda datang untuk bercerita malah pribadi, bukan masalah negara..


Penduduk : Terus.. apa hubungannya tuan?


Amru bin Ash : Lentera yang menyala ini dihidupkan dengan minyak (bahan bakar) dari uang rakyat, jadi saya tidak ingin urusan pribadi dibebankan kepada rakyat.


Penduduk : ..........


Merekanpun tetap berbincang2 soal yang pribadi penduduk yang datang ke rumah sang Gubernur.


Subhanallah....


Begitu hati2nya seorang pemimpin yang tidak ingin menggunakan fasilitas negara yang diambilkan dari uang rakyat (mungkin sejenis pajak, dll) demi kepentingan pribadi/keluarga/golongan.


Sebuah pembelajaran yang sangat luar biasa dari seorang khalifah sekaligus sahabat dan peminpin berhati mulia, TAKUT kepada Allah, dan SAYANG kepada Rakyatnya.

Selamat Hari Raya Idul Adha 1437 H

qurbanLensaKawo.Com. Selamat hari raya idul adha 1437 H, semoga kaum muslim yang berqurban dengan ikhlas karena Allah SWT diterima amalan qurbannya, semoga kaum muslimin yang tengah menunaikan ibaddh haji, menjadi haji yang mabrur/ah serta kembali ke tanah air dalam keadaan sehat wal-afiat. Dan bagi kaum muslimin yang belum qurban dan haji, semoga Allah menyampaikan niatnya. Amin...

Pesan Dari Kedubes Tiongkok; Manusia Itu Aneh

manusiaLensaKawo.Com. Manusia itu aneh. Itulah tulisan yang LK baca dari sebuah pesan dinding salah seorang teman di akun jejaring sosialnya. Pesan ini adalah kiriman dari kedutaan besar Tiongkok. Sebuah renungan yang membuat kita tertegun, tentu bagi yang mau mengintrospeksi diri, serta membuka hati dan pikiran dengan jernih saat membaca dan merenunginya. Berikut kiriman pesan tsb.


*_Kiriman dari Kedubes Tiongkok_*

Manusia itu aneh?

Saat tdk ada uang, kerja kayak kerbau

Saat ada uang, piara anjing

Saat nggak ada uang ingin kawin

Saat ada uang ingin cerai

Saat miskin istri di jadikan sekretaris

Saat kaya, sekretaris di jadikan istri

Saat tidak ada uang pura2 kaya

Saat kaya pura2 miskin

Wahai manusia

Bilang saham racun, tapi pada main

Bilang uang itu dosa, tapi semua nya cari

Bilang cewek malapetaka, tapi mau

Bilang minuman keras dan rokok rusak kesehatan , tapi tidak mau berhenti

Bilang surga paling indah, tapi nggak mau ke sana

Dunia saat ini, si miskin makan daging, si kaya makan sayur, yang laki pengen tinggi, yg perempuan pengen kurus, anjing pakai baju, orang nggak pakai baju

Di desa kalau pagi "ayam" bangunin orang

Di kota kalau malam orang panggil "ayam"

Jarak yg terjauh di dunia ini adalah:
Saya berada di samping kamu, dan engkau sedang bermain Hp !

Ini akan membuat orang tdk senang !

Di sebuah Cafe terdapat suatu pemberitahuan :
Kami tdk ada WIFI, bicaralah dgn orang yg disisi kalian !

Pada masa yg akan datang, masalah perceraian mungkin di sebabkan oleh HP dan bkn krn perselingkuhan.....

Sekarang, ramai2 pergi makan bersama, akan tetapi masing2 sibuk pula pd WhatsApp, rekam suara, ganti photo, hati tdk terkonsentrasi ! !

Sedih menyelimuti dihati, melihat para teman sekalian sedang sibuk main Hp, terpaksa kita juga ikut main, untuk menghindari
kecanggungan.

Setelah pulang, dirumah jg begitu , tdk ada komunikasi antara sesama suami istri, karena masing2 lg sibuk main Hp.


berikut kutipan dengan teks aslinya (LK juga ga' ngerti cara bacanya)

好好笑但好真實?
無錢的時候,做牛;
有錢的時候,養狗。
無錢的時候想结婚,
有錢的时候想離婚。
無錢的時候老婆變秘書,
有錢的時候秘書變老婆。
無錢的時候假装有錢,
有錢的时候假装無錢。
人啊,
說股票是毒品,都在玩;
說金錢是罪惡,都在捞;
說美女是禍水,都想要;
說煙酒傷身體,都不戒;
說天堂最美好,都不去!
當今社會,窮吃肉,富吃菜,男想高,女想瘦,狗穿衣裳人露肉;
鄉下早晨雞叫人,
城里晚上人叫雞!

世界最遥远的距离是:
我在你身边,而你却在玩手机!

这会让人很不爽!

一b家咖啡馆的牌子上写道:
「我们没有WiFi,和你身边的人说说话吧!」

以后,人们离婚的原因大部分会是:因为手机而不是婚外情…
现在,跟很多朋友一起吃饭聊天对方都在不停的微信,语音,自拍/ ,刷屏,心不在焉!!!

不由的悲从心生,看别人不停的摆弄手机,自己也就得玩,否则气氛尴尬无比。

回到家里也是如此景象,夫妻之间懒得交流,懒得倾听,各自忙着玩手机,像正在看微信的你。

Pesan Uang Kepada Saya

uangLensaKawo.Com. Semua orang butuh uang, termasuk LK sendiri. Ada yang bilang; Dengan uang kita bisa ngapa2in, dan tanpa uang kita ga' bisa ngapa2in. Ada benarnya juga, tapi yang jadi catatan adalah bahwa Uang bukanlah segala2nya. Lalu bagaimana sikap yang seharusnya kita lakukan terhadap uang? Berikut Pesan dari Uang.


Tulisan ini LK sadur dari laman fb salah seorang teman, dan LK rasa ini sangatlah bermanfaat (setidaknya menurut LK), Jika sahabat merasa tulisan di blog ini mempunyai arti, sanahat bisa bagikan kepada teman2 yang lain, sebab sifat ilmu itu kalau dibagikan menjadi bertambah, beda dengan harta yang apabila kitaa bagi, dia berkurang.


So, silahkan lanjutkan membaca PESAN UANG PADA SAYA


UANG BERKATA PADA SAYA

KENALKAN
Namaku : UANG
Nama panggilan : DUIT
Nama ukhuwah : FULUS
Nama tenar : MONEY


Wajahku biasa saja, fisikku juga lemah, namun aku mampu merombak tatanan dunia.

Aku juga "bisa" merubah Perilaku, bahkan sifat Manusia' karena manusia mengidolakan aku.

Banyak orang merubah kepribadiannya,­­­­ mengkhianati teman, menjual tubuh, bahkan meninggalkan keyakinan imannya, demi aku!

Aku tidak mengerti perbedaan orang saleh dan bejat, tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat, menentukan kaya, miskin dan terhormat atau terhina.

Aku bukan iblis, tapi sering orang melakukan kekejian demi aku.

Aku juga bukan pula orang ketiga, tapi banyak suami istri pisah gara-gara aku, kakak dan adik beradu dan saling benci karena aku.
Anak dan orangtua berselisih gara2 aku.

Sangat jelas juga aku bukan Tuhan, tapi manusia menyembahku seperti Tuhan, bahkan kerap kali hamba2 Tuhan lebih menghormatiku, padahal Tuhan sudah pesan jangan jadi hamba uang..

Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa malah manusia mau jadi budakku?

Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapapun, tapi banyak orang rela mati demi aku.

Perlu aku ingatkan, Aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat anda, tapi tidak mampu memperpanjang hidup anda.

Kalau suatu hari anda meninggal, aku tidak akan bisa menemani anda, apalagi menjadi penebus dosa-dosa anda, anda harus menghadap sendiri kepada sang Pencipta, lalu menerima penghakiman-NYA.

Saat itu, Tuhan pasti akan hitung2an dengan anda, APAKAH SELAMA HIDUP ANDA MENGGUNAKAN aku dengan baik, atau sebaliknya MENJADIKAN aku sebagai Tuhan?

Ini informasi terakhirku:

Aku TIDAK ADA DI SURGA,

Jadi jangan cari aku disana.

SARANKU :

  1. Jangan terlalu sayang padaku.

  2. Jangan lupa Zakat, Infak, Shodaqoh agar aku jadi BERKAH di dunia dan akherat


Jelas sudah sahabat, ini hanya sebuah renungan buat kita, moga2 ada hikmah buat kita memperbaiki pola pikir dan pola hidup yang mungkin selama ini terlalu materialistis. Ternyata itu tidaklah selama. Ada kehidupan lain yang jauh lebih permanen, yang disebut kebahagiaan hakiki saat berada di sisi Tuhan.


Yuk perbanyak membantu sesama dengan berinfak, bersedekan, dan berzakat.

Saat Kebahagiaan Diukur Dengan Uang

bahagiaLensaKawo.Com. Sebuah petanyaan klasik; Dimanakah sebenarnya letak kebahgiaan itu? Dan sebenarnya apapun profesi yang dijalani oleh setiap orang, apakah dia seorang petani, nelayan, pns, wiraswasta, kuli, pengemis, dokter, bisnismen, hingga pejabat pemerintahan, ternyata yang dicari cuma satu, yaitu BAHAGIA. lalu bagaimana cara mereka mendapatkannya?


Masing-masing orang punya tolak ukur yang berbeda dalam menilai sebuah kebahagiaan. Ada yang menganggap kebahgiaan itu saat memiliki anak, sehingga berbagai cara mereka tempuh agar bisa mempunyai anak. Mungkin karena mereka sudah bertahun2 tidak/belum punya anak. Ada juga yang menganggap kebahagiaan itu saat punya rumah mewah, sehingga mereka mati2an berusaha agar bisa punya rumah yang diimpikan. Lalu ada pula yang menganngap bahwa bahagia itu saat memiliki nama besar, dikenal oleh banyak orang sehingga ketenaran dijadikan sebagai indikasi bahagia. Dan tak sedikit orang yang menganggap bahwa bahagia itu ketika mereka punya uang banyak, alias kaya raya. Sehingga tak ada waktu bagi mereka selain hanya kerja untuk mencari dan menumpuk harta kekayaan.


So, apakah itu kebahagiaan?


Jawabannya bisa jadi IYA. Tetapi...


itu adalah kebahagiaan yang bersifat semu dan sementara.


Manusia bersifat tidak pernah puas, kecuali bagi mereka yang mempunya sifat qonaah (merasa cukup).


Barangkali sahabat bisa renungkan beberapa pertanyaan sederhana LK berikut ini:




  • Ketika seorang ayah bermaksud membahagiakan anak, lalu bekerja sepanjang hari dan tidak lagi ada waktu untuk berkumpul dengan anak, apakah itu bahagia?

  • Ketika seorang ibu menjadi wanita karier, lalu urusan rumah tangga diserahkan kepada pembantu dan anak besar bersamanya, apakah itu bahgia?

  • Ketika anak mulai mengurung diri di kaamar, dan hanya keluar saat butuh sesuatu, atau hanyaa minta uang jajan pada saat berangkat sekolah, apakah itu bahagia?


So, jawabannya ada pada diri sahabat sendiri2.

Yang jelas konsep bahagia itu memang berbeda untuk masing2 orang. Dan sebanarnyaa BAHAGIA itu diciptakan, bukan dicari. banyak pituah2 sederhana mengatakan "Sesungguhnya Kebahagiaan Itu Ada Pada Dirimu Sendiri".


Seorang anak akan merasa bahagiaan saat berada, bercengkerama, dan dekat dengan kedua orang tuanya. Seorang istri bisa berbagi suasana dengan suami dan anak2nya. Begitu juga suami terhadap keluarganya.


Asian family

So, sebenarnya UANG itu dalam kendali kita, bukan kita yang dikendalikan uang. Jangan sampai ada sesal di belakang hari hanya gara2 terlalu sibuk dengan urusan duniawi. Sadarilah bahwa ada keluarga yang butuh waktu untuk bersama.


Next Artikel >>> Pesan Uang Kepada Saya

Telunjuk Lurus, Kelingking Berkait

jauhi-telunjuk_mainLensaKawo.Com. (Tunjuak Luruih, Kalingkiang Bakaik) ini adalah filsafat dari ranah minang, Sumatera Barat. Filosofi ini mempunyai makna yang sangat dalam. namun banyak orang yang tidak 'ngeh' terhadapnya. Lingkup cakupannya mulai dari hal terkecil hingga terbesar. Apa sebenarnya makna tersirat ketika menunjuk, apalagi menyalahkan orang lain?


Mari kira sigi maksud yang terkandung dalam filosofi ini;


ilustrasiCoba deh perhatikan lagi gambar yang sudah LK coret2 di atas. hanya angka 1 yang menunjuk ke depan, angka 2 ke bawah (kemana2), lalu 3, 4, dan 5 mengarah ke orang yang menunjuk.


Maknanya adalah; sering seseorang menyalahkan orang lain, menunjuk orang lain, sesungguhnya dia tidak sadar bahwa dialah sebenarnya yang 'salah'.


Dalam beberapa status di fb, LK menulis "Indonesia Tidak Butuh Orang2 Hebat, Indonesia Hanya Butuh Orang2 Yang Mau Disalahkan".


Ini sebnarnya adalah ungkapan pesimis saja, bahwa orang Indonesia memang suka menyalahkan, lalu tidak ada solusi sesudah itu.


Menyalahkan inilah, itulah, tanpa membenahi dirinya sendiri yang menjadi pangkal bala dari kesalahan itu.


Salah seorang sahabat nabi pernah berkata; "Hasibu anfusaku qobla antuhasabu" (Hitung2lah dirimu sebelum nanti kamu akan dihitung).


Artinya, Tuhan sudah berikan dua potensi terbesar dalah diri setiap manusia, yaitu akal dan hati, untuk memikirkan dan merasakan. Mentelaah dan meyakini. Semua yang ada di dunia ini, terutama yang berada sekitar kita.


Orang minang mengatakan; "Dikunyah dulu baru dilulua" (Dikunya dulu baru ditelan), artinya lagi jika itu obat, maka makanlah, tapi jika itu racun, maka muntahkan saja.


So, menunjuk dengan tanpa alasan bukanlah sikap yang bijak. Maka sebelum menunjuk orang lain, ada baiknya menunjuk pada diri sendiri terlebih dahulu.


Semoga bermanfaat.